ALASAN PEMILIHAN TEMA
Manusia membutuhkan hidup yang damai, karena itulah yang menentramkan hati dan jiwanya. Di dalam jiwa dan hati yang tentram ini mengalirlah kebahagiaan. Tanda adanya damai, saat sikap dan tindakan permusuhan, konflik, peperangan, teror dan kekerasan dihentikan. Ini gampang diucapkan, tapi sulit diwujudkan. Selama manusia membiarkan ego dan emosinya tak bisa dikontrol dan dikendalikan maka ancaman terhadap kehidupan damai tetap potensial.
Damai secara sejati tidak berdiri sendiri, di dalamnnya perlu kondisi dan keadaan yang membentuknya. Kondisi yang membetuknya ini yang membuat damai menjadi kuat dan kokoh sehingga mampu merekatkan yang berbeda, terpisah dan tercerai berai. Allah sumber damai sejati. Ia mengajarkan dan mencontohkan tentang damai itu, dalam perwujudan-Nya di dalam Yesus Kristus ketika bertemunya kasih, kesetiaan dan keadilan. Minggu-minggu adven dalam kalender gerejawi adalah perayaan tentang penantian penggenapan janji-janji Allah mengenai datangnya Yesus Kristus sebagai Raja Damai.
Menjelang pesta demokrasi di awal tahun 2024 maka warga gereja perlu membekali diri dengan pengajaran-pengajaran tentang panggilan untuk menghadirkan kehidupan yang damai. Karena itu tema minggu ini adalah: DAMAI, bertemunya Kasih, Kesetiaan dan Keadilan.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Mazmur 85:1-14 adalah doa memohon perkenanan dan pemulihan keadaan Yakub (lihat ayat 2). Suasana kelepasan sudah terasa, namun belum sepenuhnya. Ini gambaran keadaan umat yang sudah pulang dari tanah pembuangan. Keadaan Israel yang digambarkan sebagai “keadaan Yakub”, telah menerima dan merasakan pengampunan Allah dimana Allah telah menyurutkan kemarahan-Nya, atau gemas-Nya (ayat 4a). Israel diperkenankan Tuhan untuk kembali ke tanah leluhur. Namun, masih ada kekuatiran dan ketakutan. Murka dan gemas Allah kepada generasi itu telah surut dan reda, tapi bagaimanakah keadaan generasi berikutnya atau keturunan mereka? Mereka mengira bahwa Allah akan terus “sakit hati” (ayat 5) dan membangkitkan dan melanjutkan murka-Nya kepada keturunan mereka seperti kesusahan yang dialami mereka di tanah pembuangan. Ibarat perdamaian, maka Allah belum mendamaikan sepenuhnya diri-Nya dengan umat itu. Bagaimanakah damai sejahtera itu hadir di tengah-tengah umat bilamana masih ada yang ragu-ragu dengan pemulihan Ilahi? Inilah gambaran suasana batin beberapa kelompok Israel yang baru pulang dari tanah pembuangan.
Karena itu pemazmur menyampaikan doa permohonan pemulihan ini dalam bentuk “hadirnya suasana damai”, sebagaimana disebutkan dalam ayat 9 “Aku mau mendengar apa yang hendak difirmankan Allah, TUHAN. Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai kepada umat-Nya dan kepada orang-orang yang dikasihi-Nya, supaya jangan mereka kembali kepada kebodohan?”. Tindakan kebodohan ialah perbuatan-perbuatan yang menjadi penyebab sehingga bangsa itu dihukum dengan dibuang ke tanah pembuangan. Sekalipun bangsa itu dikasihi Allah, tapi jika mereka membiarkan pikiran dan hati dipikat oleh kekuatan-kekuatan yang bukan Allah, mereka akan berada di titik nadir kebodohan.
Pemazmur yang adalah seorang pemimpin atau imam di Israel menjadi agen penggerak Gerakan Doa Permohonan Pemulihan agar ada kedamaian dan ketenangan dalam kehidupan umat yang baru pulang dari tanah pembuangan. Pemazmur menyampaikan harapan tentang bentuk-bentuk “damai, sebagai visi ilahi” yang diperkenankan Tuhan: Pertama: Damai, ketika kasih dan kesetiaan bertemu (ayat 11a). Kasih tanpa ketaatan, bukan kasih. Ibarat bangunan yang kelihatan indah dari depan tapi tidak teratur atau bobrok di dalam. Saat Israel berada di pembuangan, mereka menyadari bahwa ini dikarenakan praktik ritual mereka bagus dan megah, tapi di dalamnya palsu. Mereka bukan menyembah Allah tapi kepada berbagai berhala buatan manusia. Kasih kepada Allah tidak dibarengi dengan kesetiaan kepada-Nya menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan. Sebaliknya ketika kasih dan kesetiaan bertemu maka kemuliaan akan tinggal di tempat kediaman umat dan bangsa. Kedua: Damai, ketika keadilan dan damai sejahtera berciumciiman (ayat 11b). Sebelum pembuangan keadilan sosial di Israel sangat memprihatinkan, sehingga nabi Amos berkata “hai kamu yang mengubah keadilan menjadi ipuh dan mengempaskan kebenaran ke tanah” (Amos 5:7). Keadilan seperti ipuh menunjuk pada keadilan sangat pahit untuk dicari, atau juga keadilan yang berlaku adalah ketidakadilan. Berbagai usaha untuk mendapatkan keadilan, namun yang diterima adalah kepahitan. Karena itu visi pemazmur adalah keadilan dan damai sejahtera “bercium-cimuan” menunjuk pada berlakunya keadilan yang sejati, yaitu keadilan yang mendatangkan damai sejahtera. Keadilan yang terasa manis dan menyehatkan, seperti sepasang kekasih yang menyatakan kasih sayang kedekatan hubungannya dengan bercium-ciuman. Keadilan yang tidak palsu dan manipulasi. Ketiga: Damai, ketika kesetiaan tumbuh dari bumi dan keadilan akan menjenguk dari langit (ayat 12). Orang Israel insaf bahwa kesetiaan bukan dari langit, artinya kesetiaan itu mesti dimulai dari hal-hal yang kecil. Mulai dari diri sendiri, atau pribadi, keluarga, suku dan bangsa. Mulai dari kesetiaan pada aturan-aturan yang kecil dan sederhana. Kesetiaan yang tumbuh dari bumi, menunjuk pada ketaatan yang datang dari kepenuhan hati. Dimana ada kesetiaaan dengan sepenuh hati maka keadilan dari langit atau dari Allah akan turun menyertai umat-Nya. Keempat:damai, ketika keadilan membuat jejak kaki-nya menjadi jalan (ayat 14). Keadilan yang mendatangkan damai saat bangsa itu taat, tidak ke kiri atau ke kanan, tapi berjalan terus pada jejak kaki Allah. Bangsa itu dapat membuat aturan-aturan kehidupan, namun semua aturan-aturan itu akan mendatangkan berkat bila berpedoman pada Hukum Allah. Musafir yang taat mengikuti jejakl-jejak kaki Ilahi akan tiba di tujuan dengan selamat, begitu gambaran Israel yang baru pulang dari tanah pembuangan.
Makna dan Implikasi Firman
- Permohonan akan Pemulihan Allah. Allah berkenan atas permohonan hamba dan umat-Nya yang percaya akan janji-janji-Nya. Allah tidak mendendam untuk mengungkit-ungkit dosa dan pelanggaran sehingga mereka yang datang memohon pengampunan menjadi putus asa dan hilang harapan. Tetapi, Ia sendiri dengan kuasa kasih-Nya menyurutkan segala kemarahan dan tidak membiarkan hatiNya terbakar terus menerus dalam dendam dan murka yang menyala-nyala. Kasih setia Allah yang menjadi sumber pemulihan sehingga manusia menerima keselamatan. Berbeda dengan manusia yang seringkali melupakan bahwa dirinya diselamatkan cuma karena kuasa kasih Allah yang penuh belas kasihan. Manusia seringkali membiarkan diri dendam kepada mereka yang pernah menyakitnya atau yang pernah melakukan kesalahan padanya. Dendam telah menjadi kesenangan sehingga tidak ada pengampunan dan perdamaian.
- Kasih dan kesetiaan akan bertemu adalah gambaran perjumpaan sorga dan bumi, bilamana itu terjadi maka sinar kemuliaan Allah akan terbit dari dalamnya. Sinar itu akan menerangi kegelapan sehingga negeri itu tidak akan tenggelam dan tersesat. Mereka yang tinggal di dalamnya akan hidup berdampingan dengan rukun dan damai tanpa curiga dan dendam. Ini terjadi apabila negeri itu hidup dalam ketaatan dan takut akan Allah. Keindahan kasih dari sorga seringkali tak terwujud dan terasa karena manusia menolaknya. Ketika janji Allah digenapi dalam kelahiran Yesus Kristus di kandang Betlehem, raja Herodes melaksanakan operasi pembunuhan anak-anak di bawah 2 tahun di seluruh kota Betlehem. Dunia menolak dan tidak mau menerima kasih itu. Namun kasih Allah yang besar memurnikan kekurangan dan berbagai bentuk kesetiaan yang palsu. Allah sudah berjanji apabila kasih dan kesetiaan itu bertemu maka keadilan dan damai sejahtera akan bercium ciuman. Ini gambaran puitis tentang hadirnya kedamaian sejati yang di dalamnya ada keadilan sejati.
- Saat Tuhan Yesus Kristus menyampaikan khotbah di bukit para pendengar yang sedang gelisah hatinya merasakan suatu kedamaian sejati ketika Ia berkata “Berbahagialah orang yang membawa damai karena mereka akan disebut anak-anak Allah” (Matius 5:9). Orang banyak yang resah itu terhiburkan ketika berita damai sejahtera dan keadilan itu bertemu di dalam hati oleh kuasa dan kasih Yesus Kristus.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Apa arti damai; bertemunya kasih, kesetiaan dan keadilan menurut naskah Mazmur 85: 1-14
- Bagaimana warga gereja berperan menghadirkan damai di tengah-tengah konstelasi politik menghadapi Pemilu 2024
NAS PEMBIMBING: Matius 5:9
POKOK-POKOK DOA:
- Agar bangsa-bangsa yang berperang dan bermusuhan dapat berdamai dan hidup rukun berdampingan dengan harmonis.
- Jadikanlah kami sebagai warga gereja yang membawa damai dimana ada peperangan, membawa ampun dimana ada dendam dan kebencian.
- Agar para pelayan dapat melaksanakan tugas penggembalaan untuk mendamaikan keluarga atau anggota jemaat yang berseteru.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: MINGGU ADVEN I
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Persiapan : KJ.No. 84 Ya Yesus Dikau Kurindukan
Ses. Nas Pemb: Kala Ku Cari Damai
Ses. Pengakuan Dosa: KJ. No. 467 Tuhanku Bila Hati Kawanku
Ses. Pemb Anugerah Allah: KJ. No. 383 Sungguh Indah Kabar Mulia
Ses. Pembacaan Alkitab: KJ. No. 49 Firman Allah Jayalah
Persembahan: NNBT. No. 15 Hai Seluruh Umat Tuhan
Nyanyian Penutup: PKJ. No.267 Damai Di Dunia
ATRIBUT: Warna Dasar Biru Muda dengan Simbol Empat Buah Lilin Berwarna Ungu.