ALASAN PEMILIHAN TEMA
Tidak ingat atau lupa adalah manusiawi karena otak manusia memiliki keterbatasan mengkodifikasi dan menyimpan informasi. Menurut para ahli, “otak merupakan organ vital dan kompleks yang mengontrol semua sistem tubuh manusia, mulai dari pikiran, ingatan, ucapan, perasaan, penglihatan, pendengaran, gerakan lengan dan kaki, hingga fungsi organ lainnya di dalam tubuh.” Karena itu, mengingat berulang-ulang prinsip hidup yang mempengaruhi karakter dan belajar hal-hal baru menjadi sangat penting bagi manusia. Belajar dan mengingat adalah proses yang berlangsung seumur hidup.
Faktor-faktor yang mengurangi kemampuan seseorang untuk mengingat informasi, pada satu pihak, antara lain penderitaan, kegagalan, stres, kurang tidur atau gangguan kesehatan. Pada pihak lain, kesenangan, kegirangan dan kegembiraan yang berlebihan karena kesuksesan, keberhasilan, kenikmatan dan kekayaan dapat membuat seseorang lupa diri, lupa ingatan atau Ekstase (Yunani Kuno ἔκστασις ékstasis, yang berarti ‘di luar diri sendiri’).
Pengaruh sekularisasi terhadap orang Kristen sangat intensif, masif dan menggoda serta menggoyahkan iman bahkan seperti pil ekstasi yang menghanyutkan raga dan menghipnotis jiwa. Sekularisasi adalah proses dimana nilai-nilai duniawi yang dibawa oleh ilmu pengetahuan dan produk teknologi, idola-idola baru (atau berhala-berhala baru), budaya rasionalitas serta idiologi sekularisme mengurangi atau meruntuhkan pengaruh nilai-nilai iman pada orang Kristen dalam mengambil keputusan dan bersikap. Pengalaman ini bukan saja dialami oleh umat Allah saat ini, tetapi juga umat Allah dalam Perjanjian Lama.
Hidup manusia terus berjalan secara horizontal. Pengalaman masa lalu adalah sejarah. Tidak akan kembali. Hari ini adalah realitas. Masa depan adalah harapan penuh dengan kemungkinan. Peradaban saat ini adalah hasil proses dialektika atau antitesa masa lalu. Memasuki tahun baru 2024, kita akan meninggalkan tahun 2023 dan kehidupan akan terus berjalan maju memasuki era yang penuh harapan sekaligus tantangan. Perenungan firman sepanjang awal minggu 2024 akan dituntun oleh tema: “Ingatlah Kasih Tuhan Allah dan Hati-Hatilah Memasuki Tahun Yang Baru”.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese).
Musa menyampaikan perintah ini dipenghujung usianya pada umur 120 tahun, ketika generasi baru bangsa Israel hendak memasuki tanah yang dijanjikan Tuhan Allah kepada nenek moyang. Perintah Musa adalah amanat Tuhan Allah bagi bangsa Israel sejak dibebaskan dari Mesir menuju tanah perjanjian. Amanat Tuhan Allah itu adalah Hukum Taurat dan turunannya yaitu Ketetapan dan Peraturan menjadi dasar, pedoman hidup dan tuntunan bagi bangsa Israel agar boleh berhasil mencapai tujuan memasuki kehidupan baru di tanah yang dijanjikan. Kendati jarak antara Mesir dan tanah Kanaan hanya dapat ditempuh dengan perjalanan kaki diperkirakan selama 11 minggu, namun bangsa Israel baru tiba di perbatasan tanah Kanaan setelah 40 tahun perjalanan. Pengalaman Musa secara pribadi dan sesama generasinya yang tidak diperkenankan memasuki tanah perjanjian karena tidak melakukan dengan setia Hukum Taurat, Ketetapan dan Peraturan Tuhan Allah mendorong, Musa mengingatkan agar pengalaman mereka tidak dia generasi baru setelah hidup di tanah yang dijanjikan:
Ayat 1. Segenap perintah haruslah kamu lakukan dengan setia, supaya kamu hidup dan bertambah banyak dan kamu memasuki serta menduduki negeri yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu. Kata hidup dalam Bahasa Ibrani chayah memiliki arti untuk hidup, mempertahankan hidup, hidup sejahtera, hidup selamanya, dipulihkan ke kehidupan atau kesehatan (to live, sustain life, live prosperously, live forever, be restored to life or health). Kata bertambah banyak dalam bahasa Ibrani rabah memiliki arti menjadi hebat, bertambah banyak. (be or become great, be or become many)
Ayat 2 – 6 Musa mengingatkan pengalaman bangsa Israel dalam perjalanan di padang gurun dijaga, dipelihara, dituntun oleh Tuhan Allah sampai pada saat ini, ketika perintah ini disampaikan. Pengalaman itu harus diingat oleh bangsa Israel agar tidak mengulangi kesalahan dan menanggung akibat yang sama.
Tujuan Tuhan Allah memperpanjang perjalanan di padang Gurun selama empat puluh tahun agar bangsa Israel menjadi rendah hati, tunduk dan menyembah hanya kepada-Nya. Rendah hati, `anah, rendah hati, menderita, tunduk, menjadi rendah (humble, be bowed down, become low). Tuhan Allah mencobai, nacah, mencobai, mencoba, menguji bangsa Israel agar mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka. Apakah Tuhan Allah tidak mengetahui apa yang ada di dalam hati bangsa Israel? Ia mengetahuinya! Lalu untuk apa ia mencobai bangsa Israel? Tujuannya adalah agar bangsa Israel mengetahui apa yang ada dalam hati mereka! Mengetahui apakah mereka berpegang pada perintah-Nya atau tidak! Tuhan Allah membiarkan bangsa Israel lapar agar Ia dapat menunjukkan kuasa-Nya dengan memberi manna. Menurut komentator Skip Heitzig bahwa manna rasanya seperti roti dioles madu. Tujuannya adalah untuk membuat engkau (bangsa Israel) mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN. Artinya jika taat melakukan firman-Nya tidak akan kelaparan
Ayat 4. Pakaianmu tidaklah menjadi buruk di tubuhmu dan kakimu tidaklah menjadi bengkak selama empat puluh tahun ini. Pada siang hari bangsa Israel dituntun oleh tiang awan dan tiang api di malam hari. Tiang awan berfungsi menghalau teriknya matahari di padang gurun. Tiang api memberi penerangan di tengah gelapnya malam dan menghangatkan di tengah mencekamnya dingin malam di padang gurun. Luar biasa penjagaan, pemeliharaan dan tuntunan Tuhan Allah hingga bangsa Israel boleh memasuki pintu gerbang hidup berkelimpahan dan makmur di tanah yang dijanjikan! Musa mengingatkan pengalaman itu agar mereka sadar dan insaf.
Ayat 5 – 6. Kendati bangsa Israel sering tidak setia dan memberontak kepada Tuhan Allah, namun kasih setia-Nya seperti orang tua yang menyayangi dan mengajari anaknya. Terkadang lembut dan penuh belayan kasih sayang, tetapi terkadang juga dengan hajaran cemeti untuk membentuk pribadi yang berkarakter baik. Agar anak-anak-Nya “hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan dengan takut akan Dia.”
Ayat 6 – 10. Belajar dari pengalaman adalah guru yang terbaik. Musa mengingatkan pengalaman jatuh dan bangun berjalan bersama Tuhan Allah dari Mesir hingga boleh memasuki tanah Kanaan. Bangsa Israel akan hidup berkelimpahan kebutuhan jasmani di tanah Kanaan jika hidup takut akan Tuhan Allah dan taat berpegang, mengikuti serta melakukan firman-Nya. Juga diingatkan bahwa kemakmuran yang mereka nikmati adalah pemberian Tuhan Allah, “maka engkau akan memuji TUHAN, Allahmu, karena negeri yang baik yang diberikan-Nya kepadamu itu.”
Ayat 11 – 13. “Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu, dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini;” Hati-hatilah dalam bahasa Ibrani rmv shamar: berarti berpegang, memelihara, dengan setia, menjaga, mengikuti, melindungi, setia, Hati-hatilah, (to keep, guard, observe, give heed) untuk menjaga, menjaga, mengamati, mengindahkan. Melupakan, xkv shakach: to forget, ignore, wither (untuk melupakan, mengabaikan, layu). Peringatan Musa agar berhati-hati, tetap menjaga, mengindahkan, mengikuti dan berpegang dengan setia pada perintah, peraturan dan ketetapanNya. Karena pengalaman Musa bersama sesama generasinya, ketika dalam keadaan menderita atau dalam keadaan berkekurangan mereka sering marah, bersungut-sungut, saling menyalahkan dan menghujat bahkan menyalahkan Tuhan Allah sebagai penyebabnya. Dan ketika kenyang dan senang mereka lupa diri dan melupakan Tuhan Allah dengan membuat anak lembu tuangan dari emas dan menyembahnya. Mereka “mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan”, di depan lembu tuangan emas itu, “sesudah itu duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria.” (Kel.32:6)
Ayat 14 – 17. Musa mengingatkan bahwa mereka akan menikmati kelimpahan berkat kebutuhan jasmani. Namun mereka tidak akan menikmatinya dan hidup berbahagia jika menjadi tinggi hati dan melupakan Tuhan Allah. Kelimpahan kebutuhan jasmani tanpa kelimpahan hidup rohani maka hidup akan terasa gersang dan hampa. Tinggi, ruwm meninggikan, menjadi tinggi. Hati, lebab; hati, hasrat, (inner man, mind, will, heart, soul, understanding) manusia batiniah, pikiran, kehendak, hati, jiwa, pengertian.
Kasih Tuhan Allah kepada bangsa Israel dalam bentuk berkat dan hukuman tujuannya agar bangsa Israel hidup baik dan bahagia. Pengalaman kasih-Nya selama di padang gurun harus diingat agar bangsa Israel berhati-hati; berpegang dengan setia, menjaga diri, mengindahkan untuk mengikuti firman-Nya. “Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini.”
Ayat 19 – 20. Akibat jika melupakan, mengabaikan atau iman menjadi layu adalah “kamu pasti binasa”. Binasa, dba ‘abad; binasa, hilang, lenyap, mati, memusnahkan, (perish, vanish, go astray, be destroyed) binasa, lenyap, tersesat, dihancurkan.
Makna dan Implikasi Firman
- Pada hakikatnya semua manusia lemah dan terbatas, “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,” (Roma 3:23). Akan tetapi kepada segenap orang percaya “oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.” (Roma 3:24) Kendati segenap orang percaya dibenarkan oleh kasih karunia dalam Yesus Kristus, namun “selama masih diam di dalam kemah ini, kita mengeluh oleh beratnya tekanan, karena kita mau mengenakan pakaian yang baru itu tanpa menanggalkan yang lama,” (2 Korintus 5:4) Artinya selama masih hidup dalam daging dengan segala nafsunya, kita belum sepenuhnya menjadi sempurna. Kita masih terus berjuang menggendalikan nafsu daging yang cenderung tidak mau menderita, sakit, disakiti, dilecehkan, tidak dicintai dan lain sebagainya. Daging kita ingin selalu hidup dalam kenyamanan, kesenangan dan lain sebagainya walaupun dengan cara duniawi. Yesus Kristus mengingatkan berhati-hatilah atau “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.” (Matius 26:41) Musa mengingatkan kepada generasi muda bangsa Israel yang hendak memasuki tanah perjanjian, harus melakukan dengan setia hukum Taurat dan Ketetapan dan Peraturan-Nya agar hidup sejahtera, bahagia, bertambah banyak, menjadi hebat dan tidak binasa.
- Musa mengingatkan bahwa kecenderungan manusia sering lupa diri dan melupakan Tuhan Allah sebagai sumber berkat dan keselamatan. Manusia sering lupa karena otak harus mengelola banyak informasi setiap hari dan tidak semua informasi dapat disimpan dalam ingatan jangka panjang. Beberapa penyebab manusia lupa atau tidak ingat adalah gangguan perhatian, stres, kurang tidur, atau kurangnya pengulangan informasi yang penting dan faktor penuaan. Ingatan manusia juga cenderung selektif, mengingat informasi yang dianggap penting atau bermakna sementara melupakan yang tidak penting. Keadaan lain yang membuat manusia sering lupa diri adalah penderitaan yang berat dan kesenangan yang berlebihan. Oleh karena itu Yesus Kristus berkata, “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.” (Yohanes 15:7) Artinya segenap orang percaya harus setiap hari membaca firman-Nya, agar tidak lupa dan melakukannya dengan setia firman-Nya.
- Manusia sering ceroboh atau kurang berhati-hati karena berbagai alasan. Beberapa faktor penyebabnya: kecemasan atau tekanan hidup, terburu-buru mengambil keputusan; kondisi mental atau fisik seperti kelelahan, gangguan tidur, atau gangguan kognitif dapat mengurangi kemampuan seseorang untuk berpikir dengan jernih dan berhati-hati; terlalu percaya diri; tidak peka terhadap lingkungan. Musa mengingatkan pengalaman bangsa Isreal selama 40 tahun yang jatuh dan bangun dalam pengembaraan di padang gurun menjadi pelajaran berharga untuk mengingat kebaikan dan berkat Tuhan Allah. Dan hukuman karena tidak setia, melupakan dan mengabaikan hukum Taurat dan Ketetapan dan PeraturanNya. Belajar dari pengalaman dan pendidikan dalam keluarga, pelatihan dan pembinaan kerohanian oleh gereja serta pemerintah atau yang disebut pendidikan formal, non-formal, informal sangat penting bagi orang percaya agar percaya diri, iman tidak goyah, terampil mengambil keputusan dan bersikap secara baik.
- Penyebab lain orang lupa diri adalah menjadi tinggi hati karena berbagai alasan, seperti seperti ego yang besar, rasa superioritas, kebanggaan diri yang berlebihan, atau rasa tidak mau kalah dan keberhasilan atau kekayaan. Perasaan ini dapat timbul dari berbagai pengalaman dan kondisi, seperti kesuksesan, pengakuan dan ketidakpedulian terhadap perasaan orang lain. Tinggi hati dapat menjadi sifat negatif dan menghambat hubungan interpersonal dan hubungan dengan Tuhan Allah. Untuk mengatasi tinggi hati dan sombong orang harus memiliki belas kasihan, rendah hati dan empati terhadap sesama, seperti orang Samaria yang murah hati.
- Memasuki tahun baru 2024 firman Tuhan mengingatkan bahwa kelimpahan berkat jasmani dan rohani akan dinikmati jika kita selalu mengingat kasih dan kebaikan Tuhan Allah yang telah menjaga, memelihara dan memberkati kita sepanjang tahun 2023. Juga memperingatkan kita untuk tidak lupa dan selalu setia menjadikan firman-Nya sebagai pedoman hidup dan ukuran iman yang benar. Dan berhati-hatilah dan berjagajagalah karena di samping berkat dijanjikan Tuhan Allah kepada kita di tahun 2024 akan tetapi tantangan, cobaan, godaan akan selalu ada selama kita masih hidup dalam daging di dunia ini. Karena itu, “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.” (1 Petrus 5:8)
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Apa yang saudara pahami dengan perintah Musa agar bangsa Israel haruslah melakukan dengan setia segenap perintah yang disampaikannya, supaya hidup dan bertambah banyak dan mereka memasuki serta menduduki negeri yang dijanjikan TUHAN?
- Mengapa Musa mengingatkan lagi perintah Tuhan Allah kepada bangsa Israel sebelum memasuki tanah Kanaan?
- Bagaimana kita memaknai tema “Ingatlah Kasih Tuhan Allah dan Hati-Hatilah Memasuki Tahun Yang Baru” berefleksi dari Kitab Ulangan 8:1-20?
POKOK-POKOK DOA
- Agar keluarga-keluarga GMIM memasuki Tahun Baru 2024 selalu mengingat kasih dan kebaikan Tuhan Allah sepanjang tahun 2023. Tetap teguh berpegang pada firman-Nya dan melakukannya dengan setia, agar boleh menikmati berkat yang telah disediakan Tuhan Allah.
- Agar GMIM sebagai gereja-Nya tetap setia mengingatkan, memperlengkapi warganya agar tidak lupa diri, tidak menjadi tinggi hati dan sombong serta melupakan Tuhan Allah sebagai pemilik hidup dan sumber berkat.
- Agar pemerintah sebagai hamba Allah melayani masyarakat dengan sungguh-sungguh untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN HARI MINGGU KE-V
NYANYIAN YANG DIUSULKAN
Mari Menghadap Hadirat-Nya: NNBT No. 4 Naikkan Doa Pada Allah.
Ungkapan Sembah: PKJ No. 13 Kita Masuk Rumah-Nya.
Persekutuan Yang Mengaku Dosa: NKB No.19 Dalam Lautan Yang Kelam
Jaminan-Nya Menguatkan: KJ.No.237 Roh Kudus, Tetap Teguh
Berilah Yang Baik: NKB. No. 133 Syukur Padamu, Ya Allah
Tembang Tekad: NKB. No. 49 Tuhan Yang Pegang
ATRIBUT: Warna Dasar Putih dengan Lambang Lilin di atas Palungan.