ALASAN PEMILIHAN TEMA
Berada di tahun baru seringkali dianggap sebagai kesempatan untuk melakukan refleksi yaitu dengan mengevaluasi dan memikirkan pengalaman atau tindakan yang telah dilakukan dalam rangka perbaikan atau perubahan di masa depan. Di tahun baru orang juga membuat resolusi (komitmen untuk melakukan atau menghentikan sesuatu tindakan dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup melalui perubahan hidup yang positif.
Untuk melakukan peubahan diperlukan nasihat yang bermutu dan positif. Sebaliknya, jika nasihat buruk atau negatif yang dominan kemudian orang tidak bersikap kritis dan teguh pada pendirian imannya, maka bukan kebahagian yang akan diraih tapi kegagalan atau kehancuran dapat terjadi. Keadaan ini dipercepat dengan adanya internet, di mana banyak sekali informasi dan nasihat yang cenderung toxic (merugikan, berbahaya atau destruktif). Warga gereja perlu menyadari keadaan atau tantangan ini dengan kewaspadaan diri dan terus menjaga imannya. Oleh karena itu perenungan kita sepanjang minggu ini akan dituntun oleh tema “Berbahagialah Orang Yang Tidak Berjalan Menurut Nasihat Orang Fasik”
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Kitab Mazmur dalam Septuaginta (LXX) disebut psalmoi, dari kata kerja Yunani psallo, artinya “memetik” atau “mendentingkan”. Awalnya kata ini digunakan untuk permainan alat musik petik atau alat musik itu sendiri. Kata tersebut kemudian menunjuk pada “nyanyian” (psalmos) atau “kumpulan nyanyian” (psalterion). Kata psalmos sebenarnya dipakai untuk menerjemahkan kata Ibrani Mismor yang artinya sebuah nyanyian yang dinyanyikan dengan iringan musik. Tetapi judul Kitab Mazmur dalam bahasa Ibrani adalah Tehillim yang berarti ‘puji-pujian” atau “nyanyi-pujian”. Sehingga Kitab Mazmur atau psalter merupakan kumpulan syair-syair yang biasanya dipakai dalam upacara di Bait Allah.
Mazmur pasal 1:1-6 adalah Mazmur yang berkaitan erat dengan kebijaksanaan yang khususnya merenungkan manusia dalam aspek etis dan religius. Di mana jalan menuju kebahagiaan dan hidup kekal adalah melalui jalan kehidupan menurut pedoman yang ditetapkan Tuhan Allah. Sedangkan jalan menuju kehancuran adalah menjalani hidup yang jahat dan tanpa hukum atau suatu kehidupan yang tidak menurut Taurat.
Ayat 1: Nyanyian kebijaksanaan dibuka dengan seruan “berbahagialah.” Seruan ini ungkapan orang bijak/bijaksana. Berbahagia adalah suatu seruan kegembiraan, pujian, ajakan dan harapan. Isinya dapat bermacam macam, namun selalu tentang hubungan manusia dengan Tuhan Allah.
Ada tiga perbuatan “negatif” yang harus dihindari orang percaya: Pertama, Tidak menuruti nasihat orang fasik. Kata “orang fasik” sangat banyak dijumpai dalam mazmur dan kitab-kitab kebijaksanaan (dari 263 kali penggunaannya: 82 dalam Mazmur; 26 dalam Ayub; 78 dalam Amsal; 7 dalam Pengkhotbah). Dalam ayat ini “kata orang fasik” terdapat sejajar dengan “orang berdosa” dan pencemooh (Lih. Amsal 9:7). Sehingga berbahagialah orang yang tidak menuruti nasihat untuk berbuat jahat. Orang fasik sangat bersemangat memberikan nasihat yang melawan ajaran Tuhan Allah. Cara mereka menarik diatur dengan sangat terampil, sehingga bila kita terhindar dari jeratnya, maka kita boleh merasa lega dan berbahagia.
Kedua, Yang tidak berdiri di jalan orang berdosa. Kata “orang berdosa” digunakan untuk menunjukkan orang yang berkanjang dalam dosa. Matthew Henry menjelaskan bahwa orang yang tidak berdiri di jalan orang fasik, ia tidak akan masuk ke jalan itu, apalagi terus berjalan di dalamnya, seperti yang dilakukan orang berdosa, yang memperlihatkan dirinya di jalan yang tidak baik (lih. Maz 36:5) “Tidak duduk dalam kumpulan pencemooh”. Artinya bersekutu atau ambil bagian dalam perkumpulan percakapan orang yang sombong yang menertawakan Tuhan Allah dengan jalannya serta mengganggap remeh hukum dan kebijaksanaan.
Jadi yang menjadi inti dari ketiga perbuatan ini adalah orang percaya harus menjauhi pergaulan dengan orang-orang fasik atau menolak rayuan dan godaan untuk mengikuti cara hidup mereka.
Ayat 2: Yang berbahagia adalah orang yang kesukaannya ialah taurat Tuhan dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Kesukaan adalah suatu kata yang menunjukkan perasaan cinta dan rindu kepada seseorang atau sesuatu, baik secara kongkrit maupun secara abstrak. Sangat menarik karena di sini pemazmur menggunakan kata “kesukaan”. Berbahagialah yang kesukaannya ialah “Taurat Tuhan”. Taurat aslinya berarti pengajaran tentang kebijaksanaan atau keseluruhan penyataan kehendak Tuhan Allah yang sudah tertulis dalam kitab suci (Ul. 31:9-11 dan Yos. 1:7-8). Orang yang diberkati bukan hanya berbalik dari kejahatan, tetapi juga membangun hidup mereka di sekitar Firman Tuhan. Mereka berusaha untuk menaati kehendak Tuhan Allah dari hati yang sungguh-sungguh senang akan jalan dan perintah-Nya. Di mana dikatakan bahwa orang fasik binasa karena “tidak menerima dan mengasihi kebenaran”. Kesukaan akan Taurat itu dibuktikan dengan “merenungkan Taurat itu siang dan malam”. Siang dan malam artinya secara terus menerus (bnd. Ul. 6:4-7) artinya tidak ada batasan waktu, maka orang inilah yang dikatakan bahagia.
Ayat 3: kebahagian digambarkan melalui sebuah perumpamaan: ia seperti pohon yang ditanam di dekat aliran air. Kita perlu mengetahui bahwa iklim di Palestina sangat panas dan kering maka jika ditanam di dekat aliran air maka ia akan berbuah pada musimnya. Maksud berbuah pada musimnya yaitu bahwa mereka menjadikan musim ini paling indah dan paling berguna, dengan memanfaatkan setiap kesempatan untuk berbuat baik pada waktu yang sesuai.
Kemudian frasa daunnya tidak akan layu (tetap segar), berarti bahwa pengakuan iman akan dijaga supaya tidak rusak dan membusuk: dan yang tidak layu daunnya. Orang-orang yang hanya menghasilkan pengakuan iman, tanpa satupun buah yang baik, daun mereka akan layu, dan mereka menjadi malu akan pengakuan imannya itu. Tetapi jika firman Tuhan memerintah dalam hati, maka firman itu akan menjaga pengakuan iman untuk tetap hijau dan mendatangkan kebahagiaan. Selanjutnya frasa apa saja yang diperbuatnya berhasil tidak berarti bahwa tidak akan terjadi masalah atau kegagalan, tetapi bahwa orang benar akan mengetahui kehendak dan berkat Tuhan Allah.
Ayat 4: pemazmur memberikan gambaran tentang orang fasik seperti “sekam” yang ditupkan angin. Mereka ringan dan sia-sia. Mereka tidak berisi, tidak padat. Mereka mudah diombang ambingkan oleh setiap angin dan godaan. Mereka tidak teguh. dalam artian bahwa hidup mereka kosong dan tidak bernilai karena dosa dan kebodohannya.
Ayat 5: Pada bagian ini kebinasaan orang fasik dibacakan. Di mana mereka akan dicampakkan pada saat penghakiman, sebagai para pengkhianat yag terbukti bersalah: Mereka tidak akan tahan dalam penghakiman. Secara singkat mereka akan dihukum Tuhan Allah pada hari penghakiman.
Ayat 6: Pada akhirnya keadaan orang benar berbahagia sebab Tuhan Allah mengenal jalan mereka. Ia memilih mereka untuk berjalan di dalam kebahagiaan itu, sebab Ia menuntun, membimbing dan mengatur segala langkah mereka. Sebaliknya, orang orang berdosa dan fasik harus menanggung segala kesalahan atas kehancuran mereka sendiri. Mereka akan menderita karena jalan yang mereka pilih adalah jalan menuju kebinasaan.
Makna dan Implikasi Firman
- Hidup manusia seringkali diperhadapkan dengan banyaknya pilihan. Mazmur pasal 1 menyerukan agar kita selalu memilih jalan yang ditunjukkan oleh Tuhan Allah, yaitu jalan hidup dalam kebenaran dan keadilan. Bukan jalan pintas yang mudah atau lebih menguntungkan secara pribadi tetapi tidak etis atau tidak benar (nasihat orang fasik). Orang yang memilih jalan Tuhan Allah adalah orang yang mengejar kebenaran dan keadilan dalam semua aspek kehidupan.
- Sesungguhnya manusia tidak hidup dalam ruang hampa, tapi hidup bersama dalam kehidupan sosial dengan orang lain. Realitas ini menuntut orang beriman untuk selalu bersikap kritis terhadap nasihat dan pengaruh negatif dan merusak. Sebab itu, bersikap bijaksanalah dengan selalu berpedoman pada terang firman Tuhan.
- Menghargai hidup sebagai anugerah Tuhan Allah, hendaknya tidak hanya berfokus pada apa yang harus dihindari (nasihat orang fasik). Tetapi juga harus berfokus mencari kehendak firman-Nya dan hidup dalam jalan kebenaran serta keadilan.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Apa maksud bebahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik menurut teks Mazmur 1:1-6?
- Sebutkanlah contoh-contoh nasihat orang fasik yang terjadi di sekitar kita?
- Bagaimana sikap dan tindakan kita menghadapi nasihat orang fasik?
NAS PEMBIMBING : Amsal 4:14-15
POKOK-POKOK DOA:
- Doakanlah Tahun Baru sebagai tahun rahmat Tuhan Allah untuk dijalani dengan penuh ucapan syukur.
- Doakanlah agar warga gereja dapat bersikap bijaksana terhadap berbagai pilihan. Terutama mampu memilih menurut kehendak-Nya dan menolak segala nasihat orang fasik.
- Doakanlah untuk terwujudnya kehidupan yang berbahagia karena tetap setia pada jalan kebenaran dan kedilanNya serta tidak mengikuti cara hidup orang fasik (jahat).
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK I
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Persiapan: KJ. No. 256 Kita Satu Di Dalam Tuhan
Nas Pembimbing: NKB. No. 204 Di Dunia Yang Penuh Cemar
Pengakuan Dosa: KJ. No. 29 Di Muka Tuhan Yesus
Pemberitaan Angerah: NKB. No. 14 Jadilah Tuhan Kehendak-Mu
Hukum Tuhan: NKB. No. 73 Kasih Tuhanku Lembut
Pembacaan Alkitab: KJ. No. 59 Bersabdalah, Tuhan
Persembahan: PKJ. No. 146 Bawa Persembahanmu
Penutup: Oh Tuhan Pimpinlah Langkaku
ATRIBUT Warna Dasar Putih dengan Lambang Lilin di atas Palungan.