TEMA BULANAN : “Hidup Sejahtera Bagi Semua Ciptaan”
TEMA MINGGUAN : “Dari Tempat Terkecil Datang Penyelamat
BACAAN ALKITAB : Mikha 5:1-14
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Tema “Dari tempat terkecil datang Penyelamat” dilatar belakangi oleh pemikiran yang dipertentangkan dengan konflik pemikiran manusia zaman ini. Tempat terkecil sering digambarkan sebagai sesuatu yang tidak mempunyai harapan dan masa depan. Konotasi kata ini menyiratkan pada sesuatu yang terpinggirkan, yang paling hina dan kecil. Sudah pasti merupakan sesuatu yang tidak diinginkan.
Tidak seorangpun yang berkeinginan berada di tempat yang terkecil. Semua mengharapkan berada di tempat atau konteks kehidupan yang terbesar, tertinggi, termewah, terkaya dan lain sebagainya. Justru Alkitab secara khusus kitab Mikha mau membalikkan konsep tentang nilai dan makna yang terkecil dengan kedatangan sesuatu yang besar, sang Penyelamat dari tempat yang tidak diharapkan.
Nubuat Mesianik tentang kedatangan Juruselamat dari Betlehem (Ibr=rumah roti) Efrata. Betlehem Efrata letaknya di sebelah selatan kota Yerusalem. Tempat itu merupakan daerah pinggiran yang tidak terkenal. Di situlah tempat Raja Daud lahir. Penduduk kota Betlehem bermata pencaharian sebagai gembala. Tanah yang subur memungkinkan mereka beternak dan bercocok tanam. Mereka bukan berasal dari kaum yang terbesar dan terkenal dari keturunan Yehuda melainkan kaum yang terkecil yang tidak diperhitungkan manusia, tetapi diperhitungkan Tuhan.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Kitab Mikha diawali dengan pemberitahuan hukuman yang akan dialami oleh Samaria, Ibu kota Israel Utara dan Yerusalem, Ibu kota Yehuda (Pasal 1,2). Rancangan Malapetaka ini bukan tanpa alasan. Nabi Mikha, orang Moresyet yang hidup di zaman Raja Yotam, Ahaz dan Hizkia menyampaikan teguran yang keras terhadap para penguasa dan penduduknya karena menyembah ilah lain, menipu dan merampok orang-orang miskin (1:7,8, 2:1,2, 3:2-4). Ia melihat sendiri prilaku umat dan meratapinya. Mereka menjadi musuh umat Tuhan karena merebut jubah dari orang yang suka damai, menghalau para isteri dan mengambil bayi mereka dari rumah kesayangannya (2:8,9). Akibatnya mereka akan mengalami penghukuman, yaitu kebinasaan yang tak terpulihkan. Realitas ini digambarkan seperti hari yang gelap bagi mereka (2:10,3:6).
Tak selamanya murka Tuhan akan menimpa umat-Nya. Janji Keselamatan diberitakan. Sion menjadi pusat kerajaan damai dan puteri Sion akan diselamatkan melalui kehadiran Raja Mesias (Ibr Mashiah, “yang diurapi”). Nabi Mikha menubuatkan bahwa Mesias (Yun = Khristos, yang diurapi) berasal dari garis keturunan Daud. Penggenapan Nubuat Mikha ini dituliskan di dalam Perjanjian Baru bahwa, Yesus lahir di Kota Betlehem (Matius 2:5,6,8, Lukas 2:4,11,15).
Mikha pasal 5:1-14 memberitakan kedatangan seorang Raja. Kata awal, tetapi menunjuk pada sesuatu yang berbeda. Engkau mengacu pada suatu tempat dan juga menunjuk pada seseorang. Tempat atau orang yang dipilih berdasarkan kedaulatan Allah ini adalah Betlehem (=beyth lechem, house of bread-rumah roti) Efratayang disapa, hai yang terkecil (Ibrani: tsyair=bungsu, paling muda, yang paling hina, terkecil). Efrata tidak seberapa jika disandingkan dengan ibu kota yang memiliki kekuatan militer. Justru keselamatan berasal dari tempat yang subur ini. Tempat ini memiliki arti konotatif yang menunjuk pada penduduk yang tinggal di sana, secara spesifik kaum yang terkecil di antara kaum Yehuda. Terlalu kecil untuk diperhitungkan di antara kaum-kaum Yehuda tetapi dimuliakan dan terkenal sampai ke ujung bumi. Mesias akan dilahirkan di tempat sederhana ini, tempat kelahiran Raja Daud.
Dari tempat dan kaum yang terkecil akan bangkit seorang yang akan memerintah Israel. Akan lahir sosok Raja yang memerintah seluruh umat Tuhan, yang permulaanya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala. Jauh sebelumnya (bnd Kej 3:15) sejak manusia jatuh ke dalam dosa, Tuhan telah merancangkan keselamatan bagi umat manusia.
Ia akan menggembalakan umat-Nya dengan kekuatan dan kemegahan nama Tuhan. Otoritas sang Raja berasal dari Tuhan. Oleh kemegahan nama-Nya, umat tidak akan dibinasakan, mereka akan tinggal tetap (Ibrani=yashab, diam)
Kalimat sampai ke ujung bumi, menekankan bahwa kekuasaan sang Raja meliputi seluruh bumi, tidak dibatasi oleh tempat. Ia menjadi besar dan menjadi damai sejahtera (Ibrani = shalom). Menjadi artinya Dialah Damai Sejahtera. Hanya oleh dan di dalam Dialah manusia menikmati damai sejahtera, yaitu keselamatan, pengampunan dosa, dan hidup yang kekal. Ia mendamaikan manusia dengan Allah dan sesamanya.
Di zaman nabi Mikha, Asyur adalah musuh yang paling ditakuti dan merupakan gambaran kekuatan yang jahat, yang menindas dan membinasakan. Ia juga melambangkan semua musuh Allah. Apabila Asyur masuk dan menginjak tanah, di tempat di mana pemerintahan sang Raja, maka akan dibangkitkan tujuh bahkan delapan gembala, pemimpin manusia. Umat Tuhan akan diberikan otoritas untuk mengalahkan kuasa kejahatan. Angka tujuh dan delapan menunjuk pada perlawanan yang paripurna terhadap dosa dan kuasa kejahatan. Jika semula kejahatan beria-ria di atas penderitaan manusia, kini ada perlawanan kreatif (resistence creatif). Negeri kita, daerah kita akan terlepas dari Asyur dan negeri Nimrod. Nimrod adalah putra Kusy, pejuang atau pahlawan perkasa yang tinggal di Babel. Dialah yang mendirikan Niniwe.
Sisa-sisa Yakub, adalah umat pilihan yang akan berdiam di tengah-tengah banyak bangsa dan suku-suku bangsa seperti embun dan dirus hujan yang dibutuhkan menyuburkan tumbuhan. Analoginya, umat akan menjadi berkat bagi banyak bangsa. Seperti singa di antara binatang-binatang di hutan dan kawanan kambing domba, maka umat Tuhan akan menunjukkan kekuatan dan keperkasaannya. Kemanapun ia pergi tidak ada yang dapat mengalahkannya.
Kemenangan terhadap musuh bukan oleh kekuatan militer; kuda, kereta, kota yang berkubu ataupun dengan mengandalkan kekuatan sihir: alat-alat sihir, tukang-tukang peramal, patung-patung, tugu berhala dan tiang berhala buatan tangan manusia. Pada waktu itu, semuanya akan dilenyapkan, dibinasakan dan diruntuhkan
Kata dilenyapkan atau melenyapkan identik dengan membinasakan, meruntuhkan dan memusnahkan, disebutkan beberapa kali dalam bagian ini. Hal ini menunjukkan bahwa dalam kehangatan amarah, Tuhan murka kepada bangsa-bangsa yang tidak mau mendengarkan, sebaliknya yang mau mendengar akan diselamatkan.
Makna dan Implikasi Firman
Janji Kedatangan Mesias telah digenapi di dalam dan melalui Yesus Kristus. Dari catatan kronologis tentang silsilah keturunan menurut Injil Matius menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah keturunan Daud (Mat 1:1,16). Injil Lukas juga menyampaikan bahwa Yesus lahir di Kota Daud, yang bernama Betlehem (Luk 2:4). Betlehem Efrata, adalah tempat yang terkecil dan tidak diperhitungkan justru menjadi tempat lahirnya Sang Juruselamat. Di mana pun dan kapanpun ketika memperingati kelahiran Yesus Kristus, nama kota kecil ini selalu disebut. Ia menjadi terkenal sampai ke ujung dunia.
Kedatangan Sang Juruselamat adalah anugerah yang harus terus menerus disyukuri, tidak hanya di saat menyambut Natal Yesus saja melainkan di sepanjang kehidupan. Kita yang bukan siapa-siapa, kita yang terkecil dan yang tidak diperhitungkan mendapatkan perhatian dari Allah. Hanya oleh anugerah-Nya kita diberi kasih karunia dan diselamatkan dari kuasa dosa dan kematian yang paling ditakuti. Di dalam dan melalui Yesus Kristus, Allah telah mengalahkan musuhnya (Bnd 1 Kor 15:54,55).
Di minggu-minggu adven menyambut kelahiran Yesus dan kedatangan-Nya kembali, umat Tuhan diingatkan untuk mempersiapkan diri. Persiapan yang dimaksudkan bukan soal jasmani melainkan lebih meningkatkan kehidupan beriman-nya yaitu dengan pembenahan spiritual yang berimplikasi pada prilaku sosial. Hidup dengan berkemurahan hati dengan memperhatikan mereka yang paling lemah, kecil dan berkekurangan. Orientasi persiapan lahiriah seperti makanan, minuman, baju, pesta, asesoris dan yang sejenisnya janganlah dijadikan prioritas tetapi benahilah hati kita, keluarga kita untuk siap menyambut kelahiran-Nya dan kedatangan-Nya kembali.
Umat harus menjadi seperti embun dan dirus hujan yang memberi kesejukan dan kedamaian bagi semua orang. Menjadi seperti singa yang kuat menghadapi berbagai persoalan yang adalah dinamika kehidupan. Tidak goyah dan terpuruk oleh derasnya ujian hidup.
Orang yang terkecil menjadi yang terbesar tapi bisa saja tetap kecil dan yang terbesar dapat menjadi yang terkecil. Jika kita saat ini berada di posisi yang terkecil jangan menjadi kecewa dan kehilangan semangat. Jika saat ini kita mengalami limpahnya berkat janganlah terlena dalam kesombongan dan keangkuhan melainkan pakailah limpahnya berkat untuk berkemurahan hati.
Kendati kita kecil janganlah kecil hati dan walaupun kita besar janganlah berbangga diri melainkan tetap meng- optimalkan potensi hidup kita menjadi kesaksian banyak orang. Orang Kristen terpanggil membesarkan gereja dan bangsa melalui perilaku yang memberkati.
Pada tanggal 9 Desember 2020 di beberapa daerah di Indonesia termasuk Sulawesi Utara akan memilih Kepala Daerah. Hal ini membutuhkan topangan dan dukungan kita untuk menjaga situasi agar tetap kondusif dan menyalurkan hak pilih kita untuk memilih pemimpin yang terbaik. Kita wajib menyukseskan pemilihan kepala daerah ini sebab suara kita memiliki nilai strategis untuk membangun bangsa kedepan. Pilihlah Pemimpin yang mau berkorban demi rakyatnya dan bersikaplah tegas bahwa suara kita adalah untuk mereka yang terbaik. Komitmen ini akan membuat kita tidak terjebak pada politik praktis, politik uang atau politik transaksional.
Gereja harus mendoakan para calon dan mendukung siapapun yang terpilih. Pendidikan politik ini akan menyadarkan warga jemaat untuk mampu bersikap apalagi kita masih menghadapi ancaman virus Corona yang telah melumpuhkan sendi-sendi kehidupan. Mari kita menolak segala bentuk intimidasi dan intervensi kekayaan dan kekuasaan sambil berusaha menjaga kemurnian suara kita dan ketulusan tekad kita untuk menopang orang-orang yang dikehendaki Tuhan memimpin daerah ini. Semoga pemimpin yang terpilih dapat membesarkan yang kecil dan tidak hanya membesarkan dirinya, atau partai pengusungnya.
Setiap tanggal 10 Desember diperingati sebagai Hari Hak Asasi Manusia. Kiranya perayaan ini membangkitkan soli-daritas sesama warga bangsa, umat ciptaan Tuhan untuk hidup saling mengasihi, saling menghargai dan menghormati hak esensi yang dimiliki setiap manusia, supaya dunia ini menjadi rumah kita bersama.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
1. Apa yang dipahami tentang tema: Dari tempat terkecil datang Penyelamat, menurut bacaan Mikha 5:1-14 ?
2. Bagaimana cara kita mempersiapkan diri menyambut perayaan Natal Yesus Kristus dan kedatangan-Nya kembali ?
3. Apa yang sebaiknya kita lakukan untuk menopang pelaksanaan pemilihan kepala daerah sesuai bacaan ini ?
NAS PEMBIMBING: Filipi 2:8-11
POKOK-POKOK DOA:
- Kehadiran Juruselamat bagi dunia
- Cara yang tepat dalam Menyambut Perayaan Natal Yesus Kristus dan kedatangan-Nya kembali
- Solidaritas dengan mereka yang miskin dan menderita
- Kesediaan untuk hidup dalam kemurahan hati
- Pelaksanaan pemilihan kepala daerah tanggal 9 Desember 2020
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
MINGGU ADVEN II
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Persiapan: KJ No. 85 Kusongsong Bagaimana
Nas Pembimbing : KJ No. 76 Kau Yang Lama Dinantikan
Hukum Tuhan: KJ No.47 Pujilah
Pengakuan Dosa : Penebus Dosa
Pemberitaan Anugerah Allah : KJ No. 79 Mahaterpuji Allahku
Ses Pembacaan Alkitab: KJ No. 52 Sabda Tuhan Allah
Persembahan: KJ No. 77 Hatiku Bersukaria
Nyanyian Penutup: KJ No. 84 Ya Yesus, Dikau Kurindukan
ATRIBUT:
Warna dasar biru muda dengan simbol empat buah lilin berwarna ungu.