TUHAN Yesus tidak pernah merasa enggan untuk memberitahukan resiko yang akan dihadapi oleh orang-orang yang mau mengikuti- Nya. Kepada setiap orang, Dia dapat berkata: “inilah tugas yang akan
kuberikan kepadamu. Tugas yang paling berat dan tidak menyenangkan. Apakah engkau mau menerimanya?”. Memang, cara mengikut Yesus, tidak sama dengan cara mengikut dunia ini. Jika dunia menawarkan kenikmatan dan kemudahan- kemudahan, Yesus justru menawarkan kesukaran bahkan kematian.
Dalam perikop ini, tergambar bagaiman Iblis berusaha untuk membujuk Yesus agar mau berkompromi dengannya. Di atas gunug, Iblis memperlihatkan kepada Yesus segala kerajaan dunia dan kemegahannya. Ia berkata: “Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku”. Namun secara tegas Yesus menolak. Bagi-Nya, kita tidak akan pernah dapat mengalahkan kejahatan dengan jalan berkompromi dengan kejahatan itu. Sebaliknya, kejahatan dapat dikalahkan dengan kesetiaan kita untuk tidak mengikuti tawaran dunia yang menggiurkan. Jadi Yesus memberikan keputusan-Nya. Ia memutuskan bahwa Ia tidak akan pernah membujuk orang dengan memberikan harta benda untuk mengikuti Dia. Tidak ada kompromi dan tawar menawar dalam mengikuti Dia. Pilihan satu-satunya bagi Yesus adalah salib.
Sobat obor, melawan kehendak Allah laksana melawan pusaran angin silicon. Kita akan terhempas dan hancur. Sehingga yang bijaksana ialah justru bila kita dengan sadar mengikuti-Nya. Sebab dipusatnya, kita akan berjumpa dengan ketenangan yang sejati. Yesus tahu bahwa hidupNya ada di tangan Allah. Ia tidak pernah tertarik dengan kenikmatan dunia. Bagi-Nya, kebahagiaan sejati bukan terletak dari banyaknya yang kita miliki di dunia ini, tapi letak kebahagiaan itu ada dalam kesetiaan mengikuti kehendak Sang Bapa. Karena itu, kita perlu memperkuat komitmen agar kita tidak mudah terjebak pada godaan yang ditawarkan dunia. Amin (MT)