Penulis : Pdt. Andre R. M. Izaak, M.Th
PERNAKAH kita mendengar lagu ini: “Perhatikanlah bunga bakung di ladang, Tuhan hiasi tanpa bekerja apalagi kita orang percaya Tuhan p’lihara, Tuhan cukupkan. Perhatikan burung-burung di udara, Tuhan b’ri makan tanpa bekerja apalagi kita kesayangan-Nya, Tuhan p’lihara, Tuhan sediakan. Saat kauperlu, Tuhan tahu saat kauminta, Tuhan dengar saat percaya, Tuhan bekerja. Saat menangis, Tuhan tahu saat berdoa, Tuhan dengar, saat bersyukur, Tuhan berkati”. Ya benar lagu bergenre pop rohani ini berjudul “Tuhan Tahu” dan sering kita dengarkan diberbagai media sosial ataupun kita sendiri sering menyanyikan lagu ini dan mungkin menjadi salah satu lagu andalan/favorit kita.
Sobat obor, pasti yang menulis lagu ini terinspirasi dari bagian Alkitab Injil Lukas yang menjadi bacaan kita saat ini ataupun dalam kitab pararel lainnya di Injil Matius 6:25-34. Menjadi pertanyaan bagi kita orang muda, siapakah diantara kita yang tidak pernah mengalami kekhawatiran dalam hidup ini? Pasti semua pernah mengalaminya dimasa muda kita ini.
Ada berbagai macam kekhawatiran yang kita alami saat ini. Baik itu yang berhubungan dengan pendidikan berupa banyaknya tugas-tugas yang harus dikerjakan, belum lagi ketika sedang menulis skripsi misalnya kemudian terlihat jalan yang kita tapaki ini begitu mendaki bahkan curam karena dosen bimbing yang sungguh luar biasa menguji kesabaran. Ataupun pekerjaan yang sedang ditekuni saat ini dengan berbagai macam dinamikanya karena ada banyak orang sering ingin menjatuhkan kita. Tantangan di masa muda juga dalam pergaulan apakah kita tetap kuat bertahan dalam iman saat ini karena ada begitu banyak dosa yang meracuni kehidupan orang muda. Belum lagi dalam budaya yang berlaku disini, bahwa seringkali menyudutkan kita hanya karena belum menikah dan masih single, sehingga pertanyaan belum nikah, seperti sebuah tekanan yang berat bagi seseorang sehingga kalau boleh menghindari dulu pertemuanpertemuan keluarga bahkan masyarakat. Selain hal diatas tak kalah penting untuk direnungkan sekarang adalah dampak dari resesi ekonomi dunia dan krisis pangan serta wabah penyakit selain Covid-19 yang belum selesai. Sekarang malah ada muncul berbagai macam penyakit-penyakit baru dan mengancam kehidupan manusia.
Sobat obor, dari tantangan-tantangan itu maka muncul kekhawatiran apakah kita dapat selesai? Apakah kita tetap mampu bertahan dalam pekerjaan? Apakah kita tetap dapat memiliki sahabat? Apakah kita nati dapat berkeluarga? Apakah di tahun yang baru ini semua doa dan harapan saya akan terwujud? Ataukah masih nanti, sehingga kita harus terus bersabar untuk menanti jawaban Tuhan atas seluruh doa dan harapan kita. Apakah kita siap dalam iman menghadapi berbagai macam gejolak dunia baik krisis ekonomi, pangan dan kesehatan. Apakah sebagai orang muda beriman kita hanya sekedar tahu ada bahaya tapi kemudian kita tidak siap menghadapinya dan malah kemudian masa bodoh dengan apa yang terjadi toh itu akan dan pasti terjadi jadi mengalir saja. Tentu sebagai orang muda Kristen kita tidak akan bersikap acuh tak acuh, takut dan kuatir dengan realita ini. Tapi siap menghadapi tantangan ini dalam iman percaya kepada TUHAN, bahwa DIA sanggup menolong kita melewati segala musim kehidupan.
Sobat obor, sebagaimana firman TUHAN saat ini mengingatkan serta memotivasi iman percaya kita kepada TUHAN agar tidak kuatir dalam hidup yang dijalani dengan hal-hal yang bersifat jasmani (lahiriah) seperti makanan dan pakaian. Sebab semuanya disediakan TUHAN bagi kita bukankah burung gagak diberi makan (ayat. 24). Demikian juga dengan bunga bakung yang tidak menenun dan memintal tapi didandani melebihi kemegahan pakaian Salomo (ayat 27-28). Kita jauh lebih berharga (Yun: diaferete dari diafero) daripada burung dan bunga bakung (ayat 24). Untuk itu Tuhan menghendaki agar kita tidak kuatir dan memfokuskan kehidupan pada hidup (Yun: psukhe) itu sendiri. Ini penting dimaknai karena terkadang manusia lebih fokus kepada hal-hal jasmani dan akhirnya melupakan kehidupan spiritualnya (iman) kepada TUHAN. Hal-hal jasmani yang membawa kita menjadi kaya, sukses dalam pekerjaan dan dipuji bahkan dipuja karena kecerdasan yang dimiliki sering membawa kita melupakan TUHAN. Bahkan ada yang kemudian memusatkan segala sesuatu kepada apa yang dia raih dan bukan lagi kepada siapa yang membuat kita meraih segala sesuatu. Tuhan mengajak kita agar mencari kerajaan-Nya sebagai hal yang penting dan berharga dalam kehidupan ini. Sehingga semuanya/hal-hal lain akan ditambahkan juga bagi kita (ayat 31). Jangan sampai harta sorgawi tergantikan dengan harta dunia. Ingatlah Tuhan Yesus yang memelihara hidupmu. Amin. (ARMI)