ADA udang di balik batu” merupakan sebuah peribahasa yang berarti ada maksud tersembunyi dibalik perilaku seseorang. Ini adalah sifat manusia pada umumnya dimana sebagian besar manusia selalu punya maksud dan tujuan ketika ia melakukan sesuatu, biasanya tindakan manusia cenderung dimotivasi oleh keinginan mendapatkan manfaat dan keuntungan. Jika sesuatu yang akan dilakukan tidak bermanfaat atau merugikannya, manusia cenderung tidak mau melakukannya. Namun dalam Alkitab khususnya di Perjanjian Lama, kita dapati di dalam kitab Rut, catatan sejarah dari kisah hidup Rut, seorang perempuan asing yang berasal dari Moab bangsa penyembah berhala. Sesuai arti namanya Rut berarti sahabat perempuan, ia menjadi sahabat setia dari mertuanya Naomi, bahkan ia berkomitmen untuk tetap bersama sang mertua dari awal sampai akhir meski tidak ada satupun jaminan manfaat dan keuntungan baginya untuk hidup bersama Naomi, karena Naomi hanyalah seorang janda tua, miskin dan sebatangkara.
Teks bacaan Rut 1:1-22 bisa dibagi dalam beberapa bagian, ayat 1-6 merupakan awal kitab Rut yang memberi keterangan adanya satu keluarga dari BethlehemYehuda yaitu Elimelekh, istrinya Naomi serta dua orang anak yang bernama Mahlon dan Kilyon bermigrasi ke daerah Moab karena tanah Israel sedang ditimpa bencana kelaparan. Ironis dengan namanya Elimelekh dari kata “El berarti Allah, dan Melekh berarti Raja jadi Elimelekh berarti Allah adalah Rajaku”, sebenarnya menunjukkan bahwa Elimelekh adalah seorang penyembah Allah, namun justru meninggalkan tanah Israel saat ditimpa kemalangan padahal orang Israel meyakini bahwa tanah Israel adalah tempat Allah bertakhta. Moab tanah bangsa kafir yang menyembah berhala justru menjadi pilihan Elimelekh dengan harapan di tanah Moab ia dan keluarganya akan mendapatkan hidup yang lebih baik. Tetapi yang terjadi sungguh diluar harapan karena tragedi duka secara beruntun menimpa mereka di Moab, yang akhirnya tersisa tiga perempuan yang tak bersuami.
Ayat 7-14 menunjukkan bagaimana Naomi menyuruh kedua menantunya tetap tinggal dan kembali pulang ke rumah ibunya. Disini Orpa memilih untuk meninggalkan Naomi setelah Naomi menyampaikan bahwa ia tidak punya apapun yang bisa ia berikan kepada mereka jika mereka tetap mengikutinya. Meskipun begitu, Rut tetap berpaut pada Naomi.
Ayat 15-18 merupakan pembicaraan Naomi dan Rut yang menunjukkan bagaimana Naomi untuk ketiga kalinya meminta agar Rut meninggalkan dia sebagaimana yang dilakukan Orpa, namun Rut bersikeras mengikuti Naomi, bahkan dari mulut Rut ia mengungkapkan sebuah pernyataan sikap yang sangat terkenal dalam kitab Rut “bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku”. Rut dengan teguh telah berkomitmen bahwa hidup maupun mati ia akan tetap mengikuti Naomi, Rut bersedia dengan tulus meninggalkan bangsanya, ibunya, dan allahnya untuk mengikuti Naomi, tinggal di tanah Yehuda, dan menyembah Allah Israel.
Ayat 19-22 menampilkan saat Naomi dan Rut tiba di Betlehem. Disini Naomi menyatakan kepada perempuan – perempuan Yehuda bahwa ia bukan lagi Naomi karena nama Naomi berarti “kesukaanku” namun oleh karena kepahitan yang dialaminya ia meminta agar namanya disebutkan “mara” yang berarti “pahi”’. Naomi menilai bahwa Tuhan telah melakukan banyak yang pahit kepadanya, dengan mendatangkan malapetaka baginya yakni mengambil segala miliknya, Naomi belum menyadari bahwa Allah sedang bekerja melalui kesukarannya, karena pada akhirnya melalui kehadiran Rut, Naomi kembali merasakan berkat dan kemurahan Tuhan.
Sobat obor, marilah kita meneladani Rut, ia yang tadinya perempuan asing telah berkomitmen meninggalkan bangsa dan berhalanya untuk beriman kepada Allah yang benar. Kita bukan lagi orang asing, saat kita percaya kepada Yesus Kristus. namun kita harus terus meneguhkan komitmen iman kita untuk tetap setia mengikut Yesus Kristus, kendatipun Yesus tidak pernah berjanji bahwa siapa yang mengikuti-Nya pasti selalu beruntung, sebaliknya Yesus berkata “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku” (Luk 9:23). Ikut Yesus identik dengan hidup yang penuh perjuangan bahkan penderitaan karena kita diajar untuk mampu menyangkali segala keinginan duniawi dan berjuang untuk mencapai kehidupan rohani sekalipun kita masih ada di dalam dunia. Motivasi kita menjadi percaya haruslah murni karena kasih yang tulus kepada Tuhan Yesus Kristus sehingga kitapun akan mampu mengasihi sesama dengan tulus, seperti Rut mengasihi Naomi. Tidak ada yang lebih berharga daripada mengenal dan mengasihi Yesus. Yesus Kristus adalah yang terindah dan tidak bisa disejajarkan dengan apapun yang paling indah di dalam dunia ini. Remember! With Jesus we are something but without Jesus we are nothing! Amin.(PDW)