Penulis : Pdt. Belly F Pangemanan, M.Th
SOBAT obor, mungkin kita semua pernah berada diposisi ini dan pernah mengucapkan kalimat-kalimat ini: “Sayang, aku ini siapamu?
Seberapa berartinya aku dihidupmu? Tanpa jawabamu, aku sudah
tahu jawabannya dari sifat dan prilakumu padaku. Dan bodohnya aku, masih mau bertahan dan berjuang untuk cintamu. Aku juga sama dengan yang lain punya kelebihan dan kekurangan. Jika aku salah ingatkan aku dan pahami maksudku. Kamu tidak tahu seberapa banyak tetes air mataku yang keluar jika aku mengingat kamu. Apakah engkau tidak pernah sadar betapa aku menerima segala kelebihan dan kekuaranganmu tanpa mendengar olokan orang lain yang menjelekkanmu? Itu karena aku tulus mencintaimu! Apa kurangnya perjuanganku padamu? Terkadang jika aku mengingat kenangan dahulu, aku hanya bisa menangis. Padahal engkau adalah sosok yang selama ini kuperjuangakan, namun kau tidak pernah mau berjuang untukku. Satu hal yang membuat ku kuat bahwa jikapun kita tak berjodoh, aku percaya Tuhan akan menggantikan orang yang tulus dengan ku, sebagaimana Tuhan tahu betapa tulusnya cintaku padamu. Walau kisahku denganmu adalah sebuah kesia-sian, namun hidupku tak kan menjadi sia-sia walaupun tanpamu”.
Sobat obor, ada cinta yang memang layak diperjuangkan tapi ada cinta yang pantas untuk diakhiri. Terkadang menunggu seseorang yang tidak mungkin kembali dan kau tahu dia telah jatuh dipelukan orang lain, itu adalah sia-sia. Namun ada yang mengharapkan cinta atau menunggunya walau kau sendiri sudah tahu itu tidak mungkin tapi kau masih mengharapkan sebuah keajaiban untuk datang kepadamu berharap agar dia sadar kalau kau selalu menunggu kedatangannya. Berharap akan ada mujizat; suatu kesempatan lagi.
Berbicara kesempatan dalam hidup, kita tidak dapat menebak apa yang akan kita peroleh esok hari, begitu juga dengan peluang serta kesempatan yang bisa datang kapan saja. Setiap individu memiliki peluang dan kesempatan masingmasing. Itulah mengapa untuk sebaiknya selalu bersiap diri dengan segala kemungkinan agar dapat selalu memanfaatkan peluang serta kesempatan yang mendatangimu. Kitab Pengkhotbah memang berbicara soal kehidupan manusia yang fana atau sementara. Kitab ini berisi suatu ungkapan jujur bahwa hidup ini ada banyak hal yang menyenangkan namun tidak sedikit yang membuat kita frustasi. Khusus bagian alkitab ini menegaskan bahwa manusia dalam melakukan segala sesuatu yang baik untuk tidak pernah putus asa dan kecewa. Tindakan melempar roti ke air adalah sesuatu yang kelihatan sia-sia, karena roti yang lembek bila tercampur air akan cepat hancur sehingga sangat mustahil jika itu akan kembali lagi dalam keadaan utuh (ayat 1). Begitu juga memberikan bagian kepada tujuh bahkan delapan orang adalah bentuk tindakan antisipatif (ayat 2,3). Ini semua bisa dimaknai saat kita mampu memberi maka memberilah sebab bisa saja saat kita tertimpa kemalangan kitalah yang membutuhkan pertolongan dari orang lain. Menurut pengkhotbah, setiap kesempatan dan kemungkinan harus dimanfaatkan. Jangan memberi istirahat pada tangan (ayat 6), jangan hanya jadi orang bodoh yang pasif, dan ragu bertindak karena terpengaruh keadaan sekitar (ayat 4). Akan tiba datang dimana kesempatan itu sudah tidak ada (ayat 8). Bacaan alkitab ini bisa menjadi suatu ajakan agar orang senantiasa bermurah hati dan memanfaatkan setiap kesempatan untuk bertolong-tolongan.
Sobat obor, apa sifat paling umum yang dicari orang dalam suatu hubungan? Itu tidak lain adalah belas kasihan. Tidak ada yang suka berteman dengan orang yang kasar, sombong, egois, dan penuh kebencian. Semua orang menyukai orang yang sopan, berhati lembut, baik hati, dan murah hati. Coba renungkan : “Kapan kita terakhir menerima kebaikan atau kapan kita terakhir melakukan kebaikan?” Coba dipikirkan kembali, di dalam hidup pasti kita pernah mendapat kebaikan baik dari orang yang kita kenal maupun tidak. Lalu apa yang kita lakukan atas kebaikan itu? Kebaikan itu bukan keharusan, tapi untuk diteruskan. Melalui hidupmu, ada rencana Tuhan atasnya. Tidak perlu kita berkata: “saya murah hati”, tindakanmu sudah bisa berbicara bahwa kau orang baik. Amin (bfp)