NORMAN Mailer seorang penulis Amerika kenamaan, menulis: “Natural role of twentieth century man is anxiety“. Artinya, “peran alami manusia abad kedua puluh adalah kecemasan”. Di mata Norman Mailer, kecemasan atau kekuatiran itu merupakan sesuatu yang alami, biasa, bahkan merupakan ciri khas manusia abad dua puluh. Benarkan pendapat penulis itu? Kenyataannya kecemasan memang telah menjadi masalah manusia saat ini. Beratnya, kecemasan itu tidak hanya milik manusia duniawi, tapi juga sebagian besar manusia yang menyatakan diri percaya Yesus.
Persoalan kecemasan atau kekuatiran jika dicermati ternyata bukan sekedar persoalan psikis semata, tapi merupakan suatu masalah rohani yang serius dan perlu diatasi. Kecemasan atau kekuatiran merupakan keadaan emosi yang menimbulkan perasaantakutberlebihan akantertimpa bahaya, kehilangan sesuatu yang berharga atau gagal mencapai suatu sasaran. Sekalipun begitu, kekawatiran tak sekedar pengalaman emosional semata. Kekuatiran memperngaruhi dan menghambat keefektifan sebagai orang Kristen yang harus bertumbuh menjadi dewasa. Kekuatiran juga melemahkan iman dan mengurangi kesaksian Kristiani bahkan dapat membuat rnusia menyangkal Tuhan.
Rasa cemas dan kuatir yang berlebihan ternyata dapat merusak iman. Karena itu Paulus berkata: “janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur”. Paulus menekankan bahwa kita dapat membawa segala kekuatiran kepada Allah dalam doa. Seperti seorang anak kecil yang sangat tergantung pada orang tuanya. Demikianlah kita yang menggantungkan diri pada Allah. Kita datang kepada Allah dan merasa yakin bahwa la tidak akan menolak kita. Apalagi jika doa kita disertai dengan ucapan syukur dalam segala keadaan hidup.
Paulus juga mengajak agar setiap orang percaya untuk mengarahkan pikirannya kepada hal-hal yang indah, yaitu yang benar, yang mulia, yang adil, yang suci, yang manis, yang sedap didengar dan semua yang disebut kebajikan–dan—patut dipuji, itulah yang harus dipikirkan. Semua hal itu akan membuat rasa kuatir tenggelam. Sebaliknya, orang-orang yang mengarahkan pikirannya pada kesenangan, kenikmatan dengan cara yang gampang, hanya akan melahirkan rasa kuatir.yang timbul terus menerus.
Memang banyak diantara kita yang membiarkan pikiran melayang-layang kemanapun mau. Ada diantara kita yang pildranAu na.tertuju pada pembalasan, dan hukuman sehingga menimbulkan kepahitan dan rasa takut pada orang lain. Ada diantara kita yang pikirannya terarah pada kritik dan teguran sehingga menimbulkan sakit hati pada orang lain. Ada terlalu banyak perkataan yang buruk dan kejam yang dihasilkan oleh kita sebagai manusia. Sehingga Paulus menekankan bahwa pikiran orang Kristen harus diarahkan pada hal-hal yang suci, yang murni dan bersih. Pikiran orang Kristen seharusnya diarahkan pada halhal indah seperti kebaikan, simpati, kesabaran sehingga ia menjadi orang yang menggembirakkan dan menjadi berkat bagi banyak orang. Dari dalam bibir orang Kristen harus selalu ada kata-kata yang berkenan untuk didengar Allah sendiri. Pikiran yang baik tidak akan pernah membawa orang dalam perseteruan, tetapi akan membawa kita untuktetapjadi berkat. Pikiran yang baik akan menghilangkan rasa kuatir berlebihan.
Sobat obor, orang Kristen harus hidup untuk saling menopang, menguatkan dan saling membantu. Dibaliksegala sesuatu yang kita alami dan pikirkan, ada kasih Allah yang tidak pernah mengabaikan kita. Kasih Allah itulah yang menanggung semua beban kita. la tidak akan mencampakkan kita, bahkan membuat kita lemah dalam menghadapi perjuangan hidup. Karena itu, apd yang harus kita kautirkan? Kita punya Allah yang didalam setiap situasi kuasa-Nya dapat berubah menjadi kemuliaan. Di dalam Allah orang menemukan kekuatan untuk tetap tegar ketika jatuh. Ingatlah bahwa damai Allah, kata Paulus melampaui segala akal. Hal ini berartj,bahwa damai Allah sedemikian berharganya sehingga manusia dengan _segala-kemampuannya tidak dapat menciptakan damai diluar Allah. Jalan menuju damai itu adalah doa yang mengalir dengan ucapan syukur sehingga membuat rasa takut dan cemas hilang. Oleh karena itu, janganlah kuatir, tapi bersyukurlah. Amin (MT)