Penulis : Pdt. Belly F Pangemanan, M.Th
“COBA tunjukkan di kitab sucimu, adakah ayat dimana Yesus sendiri yang berkata: “Aku adalah Tuhan”, kalimat yang mungkin pernah kita dengar. “Itu hanya rekayasa manusia yang menjadikan manusia Yesus sebagai Tuhan”, menyatakan bahwa klaim Yesus itu adalah Tuhan berasal dari para muridNya kemudian. Dan bukan pengakuan yang keluar dari mulut Yesus sendiri. Saya meyakini kalimat ini sering kita dengar di dalam perdebatan mengenai keilahian Yesus Kristus. Seringkali kalimat tadi ditambahkan seperti ini: “kalu kalian bisa menunjukkan ayat Alkitab yang menyebutkan Yesus berkata Akulah Tuhan. Maka saya akan ikut kepercayaanmu”. Namun setelah ditunjukkan ayat Alkitabnya seperti dalam Yohanes 13:13 ketika Yesus sendiri berkata: “Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan”. Tetap saja berkelit dan tidak mau percaya.
Sobat obor, tema khotbah kita adalah “Yesus Kristus adalah Tuhan”. Tema ini sering jadi bahan perdebatan. Di dalam perdebatan soal keyakinan, kita tidak akan mendapatkan pemahaman yang benar jika kemudian kita menilai keyakinan lain dengan ukuran keyakinan kita sendiri. Bagaimana menilai Yesus Kristus, dengan memakai ukuran keyakinan yang berbeda? Pastilah tidak akan ada titik temu. Namun jika kita menilai dari sumbernya sendiri maka kita akan menemukan kebenarannya.
Ada satu pengalaman dari penulis, saat menghadiri suatu acara duka di satu desa. Rombongan kami datang terlambat, sehingga tiba dirumah duka sudah sementara dalam sambutan duka. Setelah kami dapat tempat duduk, kami saling bertanya: “yang memberikan sambutan ini siapa ya?”. Akhirnya teman disamping saya, bisa mengenali bahwa yang memberikan sambutan ini mewakili pemerintah, karena di dalam sambutannya berisi ajakan untuk membayar pajak, menjaga keamanan dan menopang program pemerintah. Dan akhirnya benar, setelah selesai sambutan, penuntun acara menginformasikan hal itu. Apa yang hendak kita pelajari dari cerita diatas adalah bahwa orang itu bisa dikenali dari apa yang ia katakan dan lakukan. Walau orang tersebut tidak secara langsung memperkenal dirinya. Demikian juga di dalam menjawab pertanyaan orang tentang keilahian Yesus. Keilahian Yesus itu bisa kita dapati dari setiap karya yang Dia lakukan sebagaimana tercatat di Alkitab. Ada beberapa pernyataan Yesus yang sudah bisa menyimpulkan bahwa Dia adalah Tuhan. Misalnya ketika Yesus berkata: “ … dosamu telah diampuni” (Luk. 5:20), “Aku memberikan hidup yang kekal…” (Yoh. 10:28). Pertanyaannya adakah manusia yang bisa memberikan pengampunan dosa dan memberikan hidup yang kekal? Tentu tidak ada! Sebab hanya Tuhan yang bisa memberikannnya. Tapi ketika Yesus dalam catatan Alkitab tadi bisa memberikan pengampunan dosa dan kehidupan kekal, maka itu berarti Dia adalah Tuhan.
Sobat obor, memang muncul ajaran yang menolak kemanusiaan dan keilahian Yesus dengan mengatakan bahwa penderitaan Yesus di salib hanya bentuk sandiwara. Penolakan ini akhirnya berujung pada pemahaman bahwa orang Kristen telah menjadikan manusia sebagai Tuhan. Padahal jika melihat kesaksian dalam alkitab bahwa kekristenan menyembah Tuhan yang menjadi manusia dan bukan menyembah manusia yang dijadikan Tuhan. Peristiwa inilah yang dibahasakan Paulus sebagai mengosongkan diri-Nya mengambuil rupa serorang hamba, dan menjadi manusia. Peristiwa “pengosongan diri” yang dilakukan oleh Kristus supaya Dia dapat memasuki kehidupan manusia. Dia telah mengosongkan diri-Nya sendiri, maksudnya di sini adalah melepaskan kedudukan-Nya dan meninggalkan kemuliaan yang ada pada-Nya mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia. Apakah Kristus adalah Tuhan selama inkarnasiNya di dunia? Tentu saja! Sebab Dia tetap menunjukkan sifat-sifat ilahi-Nya, misalnya maha kuasa (ayat 9), sehingga semuanya tunduk di dalam nama Yesus Kristus.
Sobat obor, Yesus adalah Allah sejati dan manusia sejati. Dia mengosongkan diri-Nya dalam pengertian bahwa Yesus dengan rela membatasi diri menggunakan sifat-sifat ilahi-Nya tatkala menjadi manusia. Tak ada alasan bagi kita untuk ragu, sebab karya-Nya sungguh sempurna untuk menyelamatkan kita. Pengakuan kepada Allah Tritunggal harus menjadi pengakuan yang bisa disaksikan semua orang, sebab dengan demikian kita menjadikan Tuhan sebagai pusat hidup kita. Amin (bfp)