Penulis : Pdt. Deni Leiden Waljufri, S.Th
SOBAT obor, orang durhaka merupakan orang yang tidak setia dengan melakukan tindakan kasar, merendahkan, melawan, tidak tahu berterima kasih dan melawan nasihat, perintah Tuhan dan atau perintah orang tua. Setiap orang tua tidak ingin anaknya menjadi anak yang durhaka. Durhaka menjadi sikap yang tidak terpuji dan perlu dihindari. Akan tetapi, banyak orang yang berani menyakiti, melawan, tidak mendengarkan perintah Tuhan baik secara sadar atau tidak. Terbukti sikap durhaka ini bukan hanya menjadi masalah di zaman sekarang ini, akan tetapi sudah berlangsung sejak zaman dahulu. Di Minggu Sengsara VI ini, sobat obor akan masuk dengan tema perenungan “Ia akan terhitung di antara orang-orang durhaka”. Ia tersalib di antara orang-orang durhaka.
Mengapa Tuhan Yesus disalibkan? Ia dipaksa ke luar ruangan untuk disalibkan. Pada saat itu sambil memikul salib, datanglah Simon orang Kirene dipaksa untuk memikul salib-Nya. Mereka membawa-Nya ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak, dalam bahasa Ibrani menyebutnya Golgota. Di tengah kerumunan massa menonton-Nya yang tertatih-tatih memikul salib, pasti ada yang bertanya: mengapa Ia disalibkan? Apa kasus yang Ia lakukan? Tuhan Yesus adalah orang yang begitu baik, yang ada kelembutan memancar dari wajah-Nya, yang ada kebaikan tersimpan dalam hati-Nya, empati keluar dari tindakan-Nya. Lalu mengapa Ia begitu baik mesti disalibkan? Pepatah mengatakan “honesty is the best policy” (kejujuran adalah kebijakan yang terbaik), atau gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang dan orang mati meninggalkan nama”.
Sobat obor, di tengah penderitaan Tuhan Yesus, Ada beberapa orang durhaka di sekelilingnya. Pertama, mereka yang menghujat dan mengolok-olokan Dia. Mereka di sini adalah imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat yang menyalahkan-Nya. Mereka berasumsi bahwa Tuhan Yesus tidak dapat menggenapi perkataan yang pernah Ia ucapkan. Mereka menyiksa-Nya dengan meminum anggur bercampur mur. Minuman ini dapat membuat orang yang meminumnya dapat mati rasa dan tidak merasa sakit saat disalibkan. Akan tetapi, Tuhan Yesus menolaknya. Itu berarti, Ia dapat menanggung penderitaan karena Ia mengasihi kita. Kedua, Orang-orang durhaka di samping-Nya yang tersalib di samping kanan dan kiri. Penjahat di samping kiri sampai mati, ia tidak bertobat dan tidak menyesali dosanya. Sedangkan orang durhaka atau penjahat di samping kanan-Nya merasa malu dengan kejahatan yang diperbuatnya dan sadar akan nasibnya. Karena itu, ia memohon tidak sedikit pun ia menuntut. Ia menyadari dosa-dosanya dan menyerahkan hidupnya kepada Tuhan. Apakah sobat obor tidak ingin begitu? Salib menunjuk pada rencana Tuhan bertemu dengan-Nya. Perjumpaan yang terjadi saat disalibkan membuatnya selamat. Salib Yesus menjadi pengharapan dan keselamatan.
Sobat obor, dalam ayat ke-32 ini menunjuk pada Yesus yang berada pada posisi berbeda (Bahasa Yunani: Heteroi) dengan orang-orang durhaka di samping kanan dan kiri. Sekalipun Ia disalibkan bersama-sama dengan orang-orang durhaka, tetapi Yesus berbeda dengan kedua penjahat ini. Dengan kata lain, Yesus bukanlah penjahat. Yesus yang tersalib di antara orang-orang durhaka bukan yang tampak kalah tetapi Yesus yang tampak berwibawa. Compang-camping bajunya tetapi tetap memancarkan wibawa. Babak belur dipukul, di bullying tetapi tetap tegar menghadapi penderitaan dan kesengsaraan. Mengapa demikian? Karena Ia tidak pernah kehilangan harga diri-Nya. Karena Ia tidak pernah mengkhianati hati nuraninya. Itulah sebabnya, Ia tetap tegak dan tegar. Agar supaya apa yang difirmankan-Nya di genapi dalam Kitab Suci. Manusia tidak dapat diselamatkan dengan perbuatan baik atau dengan sikap apa pun, selain penebusan-Nya. Jadi, dengan pengorbanan Yesus menderita, sengsara, mati untuk menebus dosa umat manusia. Dengan demikian, Ia menjadi jalan keselamatan dan kehidupan semua manusia. Seorang durhaka tidak dapat berdiri tegak. Seorang oportunis tidak dapat berdiri tegak. Seorang yang pengambil muka tidak dapat berdiri tegak. Tegaknya hanya terdapat yang lebih rendah dan yang menyelamatkan. Dia yang terhitung di antara orang-orang durhaka, Dialah Yesus orang Nazaret yang telah memanggil kita: Mari, ikutlah Aku dan pikul salib. Amin (NAH)