Penulis : Pdt. Meifira Tanor, M.Th
ADA kisah yang terkenal dari Sparta. Seorang Raja Sparta membanggakan tembok-tembok Sparta dihadapan tamu kerajaan yang sedang berkunjung. Namun, seorang Raja yang berkunjung tersebut tidak melihat tembok-tembok itu. Dia pun bertanya kepada Raja Sparta: “Dimanakah tembok-tembok yang sangat kau banggakan itu?” Raja Sparta pun menunjuk kepada pasukan pengawalnya yang sangat banyak. Raja Sparta berkata: “inilah tembok-tembok Sparta, karena bagiku setiap manusia adalah batu bangunan”.
Dalam Alkitab, kita mengenal istilah “batu penjuru”. Dalam Perjanjian Lama (PL), istilah ini dikenakan bagi bangsa Israel. Mazmur 118:22 berkata “batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru”. Israel adalah “batu penjuru”. Mereka adalah batu yang dibuang dan diangggap tidak berharga oleh dunia. Tetapi Allah telah merencanakan Israel sebagai bangsa yang terhormat dan terpenting dalam kerajaan-Nya. Dalam Yesaya 28:16, disebutkan pula istilah “batu penjuru” yang diuji dan mahal. Istilah ini pun ditujukan bagi bangsa Israel. Batu yang diuji dan mahal menggambarkan hubungan Allah dan umat-Nya yang tidak pernah putus.
Dalam Perjanjian Baru (PB), Yesus mengambil isitlah “batu penjuru” ini dan mengenakan untuk diri-Nya sendiri. la mengutip kata-kata pemazmur dalam perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur (Matius 21:42). Yesus hendak menyampaikan bahwa sekalipun dalam menjalankan misi-Nya la ditolak banyak orang, tapi dalam rencana Allah, Dialah batu penjuru bagi pembangunan kerajaan Allah. la dihormati di atas segala-galanya.
Dalam perikop disaat ini, Petrus menyebut Yesus Kristussebagai “Batu Penjuru”. Yesus digambarkan sebagai batu hidup yang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormati oleh Allah. Didalam ayat 5, orang Kristen mendapat tempat isitimewa karena disejajarkan dengan batu hidup. Hal ini berarti, setiap orang percaya mendapatkan tugas untuk membangun persekutuan gereja Tuhan.
Sobat obor, selama sebuah batu bangunan hanya tergeletak, ia tidak akan berguna. Batu itu baru berguna saat disatukan dan dibangun menjadi sebuah bangunan. Begitu juga dengan setiap orang Kristen. Untuk menyadari tujuan hidupnya, ia tidak boleh hanya seorang diri, tetapi harus dibangun ke dalam bangunan gereja.
Untuk membangun sebuah persekuatan gereja yang bertumbuh, ada halhal yang harus dilepaskan oleh orang Kristen. Kita harus meninggalkan “pakaian kotor” berupa kejahatan, tipu muslihat, kemunafikan, kedengkian dan fitnah. Karena tidak ada kasih persaudaraan yang terbangun jika hal-hal jahat masih terjadi. Jika perlu, kita menjadi seperti bayi yang merindukan air susu yang bersih dan murni. Yang setiap saat mau dibentuk dan dibesarkan dalam firman yang suci dan tak tercemar. Sehingga terus bertumbuh untuk saling membangun.
Sobat obor, selama kita ada didunia, gereja Tuhan tidak pernah berhenti untuk membangun. Yang utama dan pertama yang harus terus dibangun adalah iman orang percaya. Jika kita pergi ke museum, kita akan melihat sebagian dari barangbarang biasa yang di pajang. Di situ, banyak terdapat barang-barang biasa seperti pakaian, tongkat, pena, buku, dsb, yang dianggap bernilai karena pernah dimiliki oleh orang-orang besar. Demikian juga dengan orang percaya. Kita adalah orang yang biasa-biasa saja, tapi memperoleh nilai yang baru dan berharga karena kita adalah milik Allah. Ayat 9 dalam perikop ini berkata: “Tetapi kamu:ah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri…”.
Sebagai umat kepunyaan Allah, maka marilah kita terus menceritakan perbuatan-perbuatan besar yang Allah lakukan didalam diri Yesus Kristus. Marilah terus membangun sebagai batu hidup dalam bangunan gereja Tuhan. Jangan lelah untuk terus membangun. Namun Jadilah batu penjuru yang hidup untuk pembangunan iman setiap gereja Tuhan. Amin (MT