Penulis : Pdt. Frany P. Kuron, S.Th
YEREMIA menyampai firman Tuhan kepada bangsa Israel dalam rentang waktu yang panjang, yaitu dari zaman raja Yosia bin Amon, raja Yehuda sampai Yerusalem diduduki oleh babel dan bangsa israel diangkut ke pembuangan (Yeremia 1:1-3). Yeremia melayani Tuhan dan melakukan segala yang diperintahkan Tuhan. Walaupun harus mempermalukan diri, mengalami gumul besar yang datang dari bangsanya sendiri, ingin dibunuh, terasing di Mesir, Yeremia tetap setiap pada panggilannya. Yeremia melayani Tuhan dengan penuh ketaatan dan kesetiaan. Yeremia melayani Allah yang benar, hidup dan raja Kekal. Allah yang tidak bisa dibandingkan dengan berhala-berhala yang disembah bangsa-bangsa. Beginilah harus kamu katakan kepada mereka: “Para allah yang tidak menjadikan langit dan bumi akan lenyap dari bumi dan dari kolong langit ini.”
Yeremia melayani Tuhan sejak masa mudanya. Bahkan sebelum dilahirkan Yeremia sudah ditetapkan Allah untuk menjadi hamba-Nya untuk menjadi nabi bagi bangsa-bangsa. Ternyata Yeremia dipanggil Tuhan untuk bernubuat bukan hanya bagi bangsa israel, tapi juga bagi semua bangsa. Allah yang dilayani Yeremia berkuasa atas bangsa-bangsa.
Yeremia menjadikan kemudaannya sebagai Alasan untuk menolak pelayanan yang dipercayakan kepadanya. Ah, Tuhan Allah! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda (1:6). Yeremia juga seorang yang tidak pandai bicara. Yeremia menyadari kelemahannya dan menjadikan kelemahannya itu sebagai alasan untuk menolak pekerjaan yang akan dipercayakan Tuhan kepadanya. Sobat obor pernahkah merasa seperti Yeremia? Menjadikan masa muda sebagai alasan menolak pelayanan yang dipercayakan. Tidak percaya diri, pemalu dan tidak pandai berbicara di depan umum juga dijadikan Alasan untuk menolak pelayanan yang dipercayakan. Apa yang dialami Yeremia dan sobat obor, juga pernah dialami oleh Musa. Dalam keluaran 4:10, Musa menjadikan kelemahannya untuk menolak perintah Tuhan menjadi pemimpin atas israel dan membawa mereka keluar dari Mesir. Perasaan ini juga yang dirasakan oleh Timotius sehingga dalam suratnya, Paulus harus menguatkan Timotius dengan; jangan seorang pun mengganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.
Sobat obor, Tuhan pencipta dan kita manusia ciptaan. Terkadang kita merasa paling tahu diri kita, kekurangan dan kelebihan kita, apa keperluan dan kebutuhan kita dan tidak menyadari bahwa Allah penciptalah yang paling tahu siapa dan apa yang dibutuhkan ciptaanNya. Sobat obor percayalah dan tetaplah berpengharapan pada rencana Allah dalam diri kita. Terus hidup taat dan setia pada Tuhan. Andalkan Tuhan setiap waktu.
Ini jugalah yang diinginkan Allah dilakukan bangsa israel. Yeremia dipakai Allah untuk menyampaikan kehendak Allah ditengah kehidupan umatNya bahkan bangsa-bangsa. Bangsa israel telah menyaksikan perbuatan tangan Tuhan yang ajaib memberkati perjalanan kehidupan mereka baik pribadi dan umat. Bangsa israel punya banyak alasan untuk tetap taat dan setia pada Tuhan. Tapi kenyataannya bangsa israel meninggalkan Tuhan. Sejak Awal nabi Yeremia sudah menyerukan seruan pertobatan bagi bangsa israel. Bangsa israel berulang kali diingatkan untuk jangan mengandalkan manusia tapi bersandar dan andalkan Tuhan. Percaya pada kemahakuasaan Tuhan Allah yang adalah Allah yang benar, hidup dan raja kekal, tapi tetap saja bangsa israel tidak mau mendengar seruan itu.
Bangsa israel mengandalkan kekuatan mereka sendiri. Mereka ingin menyelesaikan masalah dengan cepat. Mereka menginginkan merekalah yang memegang kendali bukan Allah. Lebih para lagi bangsa israel tergiur untuk menyembah berhala. Ketidaktaatan bangsa israel mengakibatkan penghukuman. Yeremia menyampaikan pembuangan di babel merupakan cara Allah menghukum umat-Nya yang tidak setia.
Sobat obor bacaan kita saat ini mengingatkan kita untuk taat dan setia kepada Tuhan. Dimasa muda kita ingin memperoleh sesuatu dengan gampang dan menggunakan segala cara untuk mewujudkan keinginan kita. Tetaplah bertanya apa rancangan Tuhan bagiku dan apa yang Tuhan inginkan untuk ku lakukan. Tuhan paling tahu masa depan kita, Dia ingin kita percaya pada rancangannya bagi kita. Tetap percaya dan bersandar pada Allah yang benar, hidup dan raja kekal. Amin. (fpk)