Penulis : Pdt. Belly F. Pangemanan M.Th.
MENURUT anda berapa banyak kata yang diucapakn seseorang dalam sehari? Ada yang bisa menjawabnya? Mengutip disalah satu artikel yang memuat Riset dari Arizona University, manusia bisa bicara rata-rata 16.000 kata per hari. Secara mengejutkan, buku yang ditulis oleh Louann Brizendine berjudul The Female Brain mengungkapkan bahwa wanita berbicara sekitar 20.000 kata per hari, sedangkan pria hanya 7.000 kata per hari. Ternyata ada perbedaan yang sangat menonjol antara wanita dan pria menurut riset ini. Jadi bisa kita bayangkan kata-kata apa saja yang keluar dari mulut seorang wanita untuk bisa menghabiskan 20.000 kata perhari.
Sobat obor, renungan kita saat ini mengambil tema “Jadilah penyambung lidah Allah”. Menjadi “penyambung lidah” bisa dimaknai positif atau negatif. Dalam arti yang baik, menjadi penyambung lidah bisa diartikan sebagai juru bicara yang menyampaikan maksud dan tujuan dari mereka yang mempercayakannya. Misalnya dalam sejarah bangsa kita, Bpk Ir. Soekarno, Presiden pertama disebut sebagai penyambung lidah rakyat. Namun dalam arti yang negatif, apalagi dalam konteks pergaulan kita, menjadi penyambung lidah bisa diartikan sebagai orang yang “suka antar-antar cerita” (manadonese). Isi cerita hanya berupa gossip, hoax dan kejelekan orang lain. Dalam bahasa pengaulan kita, orang yang demikian disebut “Carlota”. Carlota, merupakan salah satu karakter paling kontroversial dalam film Maria Cinta yang Hilang. Karakternya yang terang benderang ditampilkan adalah: Suka Menguping dan selalu super kepo. Selalu mencari tahu apa saja kejadian, informasi dan konflik yang terjadi dan disebarkan kepada mereka yang ingin tahu, bahkan yang belum tahu, sampai mengakibatkan miskomunikasi yang parah.
Jika memahami tema kita kali ini dengan teks bacaan Alkitab, maka bisa dipahami bahwa menjadi penyambung lidah adalah dalam kaitan tugas kenabian. Saat bangsa Israel mengkhinati Tuhan, Tuhan memperingatkan bangsa Israel agar mereka bertobat dan kembali ke jalan-Nya, tetapi mereka tetap saja mengeraskan hati. Di tengah degradasi iman bangsa Israel ini Tuhan tetap menunjukkan kasih dan kesabaran-Nya dengan mengutus sang Nabi Amos. Dalam tanggung jawab kenabian, sang nabi juga berbicara tentang berita penghukuman, dan memperingatkan akan adanya penghancuran. Status Israel yang istimewa di mata Allah, bukan menjadi penghalang akan datangnya hukuman: “Hanya kamu yang Kukenal dari segala kaum di muka bumi …” (2a). Perjanjian telah dilanggar dengan tidak lagi berjalan bersama Allah (bandk. ay. 3). Pengkhianatan ini membuat Israel layak dihukum (2b) Tetapi, sebelum menjatuhkan hukuman, Tuhan mengingatkan mereka. Tentu kita paham para nabi adalah juru bicara Tuhan; fungsi mereka adalah untuk berbicara mewakili Tuhan, berbicara tentang Tuhan melalui wahyu Tuhan dan bukan berbicara tentang diri mereka sendiri. Tuhan bekerja melalui perkataan-Nya. Hal ini membuat para nabi menjadi sangat penting, karena para nabi adalah juru bicara Tuhan – mereka berbicara atas nama Tuhan, dan merekalah yang menyampaikan kepada manusia apa yang menjadi pemikiran Tuhan, kehendak-Nya, keinginan-Nya, dan jalan-Nya dalam firman-Nya.
Sobat obor, pada masa kini tidak ada lagi Nabi, tapi ada tugas kenabian yang dapat dikerjakan. Orang Kristen, termasuk kita, dipanggil untuk menjalankan tugas kenabian; membimbing orang lain untuk melihat Roh Kudus bekerja dalam kehidupan sehari-hari dan bukan menjadi orang takhayul yang mencoba memprediksi atau mengendalikan masa depan. Semoga firman Tuhan hari ini dapat kita jadikan sebagai sumber inspirasi dan kekuatan kita dalam menjalankan tugas panggilan kenabian kita. Dalam menjalankan tugas kenabian banyak mengalami rintangan, tantangan, penolakan, dan bahkan ancaman, namun mereka tetap terus menjalankannya. Demikian halnya kita, semoga kita memiliki semangat seperti mereka untuk terus menyuarakan kebenaran sesuai panggilan hidup kita masing-masing. Amin. (BFP)