KITAB 1 Tawarikh adalah bagian pertama dari satu kitab yang karena terlalu panjang untuk dijadikan satu gulungan kitab, akhirnya dibagi menjadi dua bagian, 1 dan 2 Tawarikh. Kedua kitab ini menceritakan kembali sejarah bangsa Israel dan menjadi bahan ajar bagi bangsa Israel yang baru kembali dari pembuangan di Babel. Kitab Tawarikh diawali dengan daftar keturunan dari Adam sampai Abraham (1 Tawarikh 1) dan diakhiri dengan cerita Allah mengerakkan hati Koresh, raja negeri Persia yang mengalahkan Babel untuk membiarkan bangsa Israel kembali ke Yerusalem bahkan membantu bangsa Israel membangun Rumah Tuhan dan kota Yerusalem yang telah dihancurkan oleh Babel (2 Tawarikh 36). Kitab Tawarikh mendorong bangsa Israel yang baru kembali dari pembuangan dengan segala keterbatasan membangun kembali kota yang hancur termasuk membangun Bait Suci tempat mereka beribadah kepada Allah.
1 Tawarikh 29:1-9 menuliskan tentang usaha Raja Daud mempersiapkan pembangunan Bait Suci. Daud punya kerinduan membangun Rumah Tuhan dan nampak dalam 1 Tawarikh 17:1-15. Daud berkata kepada nabi Natan, “Lihatlah, aku ini diam dalam rumah dari kayu aras, padahal tabut perjanjian Tuhan itu ada di bawah tenda-tenda” (17:1). Daud punya sumber daya melimpah untuk membangun Bbaiait Allah. Daud mempunyai banyak pekerja dan semua bahan yang dibutuhkan untuk membangun. Tapi Daud tidak bisa membangun Bait Suci, Mengapa? Jawabannya dapat sobat obor temukan ketika membaca sampai selesai 1 Tawarikh 17. Ketika mengetahui bahwa Salomo, anaknya yang akan mengantikannya menjadi raja dan diperkenankan Allah untuk membangun Bait Suci, Daud sebagai orang tua mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan Salomo untuk membangun Bait Suci. Bagi Daud pekerjaan membangun Bait Suci OBOR 43 adalah pekerjaan yang besar, Salomo masih muda dan kurang berpengalaman oleh sebab itu membutuhkan pertolongan.
Sobat obor, orang tua pernah muda dan orang muda belum pernah tua, bacaan kita saat ini mengingatkan kita sebagai orang muda tentang kelemahan dan keterbatasan kita, yaitu kurang berpengalaman. Kita butuh pertolongan orang tua, teruslah belajar dan hargailah orang yang lebih tua. Seperti Daud mempersiapkan pembangunan Bait Suci yang akan dibangun oleh Salomo dalam masa kelimpahan. Sumber daya dimiliki, para pekerja maupun bahan yang akan digunakanmelimpah. Pekerjaan besaritu dilakukan ketika bangsa Israel mencapai puncak kejayaannya. Hal ini berdampak pada megahnya Bait Suci yang direncanakan untuk dibangun. Banyak yang disediakan tapi masih belum cukup dan membutuhkan persembahan sukarela dari Daud dan rakyatnya. Hal ini nampak dalam bacaan kita saat ini. Daud sebagai pemimpin menjadi teladan dan tidak memaksakan kehendaknya. Rakyat melihat teladan itu dan juga memberi persembahan sukarela untuk pembangunan Bait Suci. Persembahan sukarela itu pun mendatangkan sukacita. Situasi di zaman Daud berbeda ketika bangsa Israel baru kembali dari Babel. kota Yerusalem porak-poranda, Bait Suci hancur. Bangsa Israel punya kerinduan membangun kembali kota dan Bait Suci tempat mereka beribadah, tapi sumber daya mereka sangat terbatas. Di zaman Daud Bait Suci dibangun dalam kelimpahan dan di zaman Israel kembali dari Babel membangun dalam keterbatasan. Kitab 1 Tawarikh menguatkan bangsa Israel yang serba terbatas untuk mewujudkan kerinduan mereka. Keterbatasan yang dimiliki bukan menjadi penghalang untuk membangun kehidupan yang beribadah. Memberi dalam kelebihan hal biasa tapi memberi dalam keterbatasan merupakan hal yang luar biasa. Persembahan bukan tentang banyak atau sedikit, berkelebihan atau berkekurangan tapi berkaitan dengan ketulusan. Membawa persembahan dengan penuh ketulusan mendatangkan sukacita.
Sobat obor, inilah mengapa kita diingatkan untuk memberi persembahan dengan penuh ketulusan. Keadaan hidup terus berubah, manusia datang dan pergi, saat ini kita menikmati masa muda dan kurang pengalaman, sadarilah kelebihan dan kekurangan supaya ketika Tuhan berkenan menjadi tua boleh menjadi teladan bagi orang muda. Dalam kelebihan dan kekurangan kita, bacaan saat ini mengingatkan kita untuk memberi persembahan dengan ketulusan. Tuhan Allah memampukan kita. Amin (fpk)