Penulis : Pdt. Nency A. Heydemans, S.Th, M.Si
SOBAT obor, sebagai mahasiswa, karyawan, petani, nelayan, pegawai dan wirausaha kita menghabiskan waktu dari pagi sampai sore, bahkan sampai malam. Kita bekerja dan belajar agar supaya hidup memiliki makna dan memberi dampak posiitif bagi orang lain. Dunia kerja bisa kejam dan keras yang dapat mengakibatkan frustasi dan eksploitasi, arogansi dan ambisi, dengki dan duri. Muncul rasa mengeluh, stres, cape, gaji kecil. Akhirnya muncul pekerjaan yang menimbulkan persoalan yakni serakah, menekan bawahan, “cari muka” pada atasan, menjatuhkan nama baik orang lain demi posisi dan sebagainya. Di sisi lain, dunia kerja bisa menjadi indah karena ada visi dan aktualisasi diri, dedikasi dan melakukan kebaikan. Begitupun dalam dunia pendidikan, masingmasing memiliki keluhannya sendiri. Perenungan hari ini memiliki tema “Bekerja dan Lakukanlah Kebaikan”. Menjadi tugas kita bersama untuk motivasi diri di awal bulan Januari, Tahun Baru 2023 bahwa dengan semangat kerja, kerja dan kerja maka kita akan diberkati Tuhan.
Surat 2 Tesalonika berisi tentang ucapan syukur kepada Allah karena jemaat Kristen di Tesalonika terus bertumbuh dalam iman dan kasih meskipun ada tantangan dan penderitaan. Tantangan di sini yaitu muncul ajaran-ajaran palsu berkaitan dengan kedatangan Kristus kedua kali. Paulus menyampaikan kepada jemaat di Tesalonika agar mereka menjadi teladan bagi anggota jemaat yang lain. Maksud surat ini ditulis yakni terdapat sejumlah anggota jemaat Tesalonika yang kecewa. Mengapa mereka kecewa? Karena ada yang mengatakan bahwa Yesus Kristus sudah datang kedua kali dan mereka telah kehilangan kesempatan tidak bertemu dengan-Nya. Paulus mengatakan kepada jemaat Tesalonika apa yang akan terjadi ketika Yesus Kristus datang kembali? Pertama, jemaat di Tesalonika diminta untuk tetap berdoa bagi penyebaran Injil (3:1-5). Kedua, mereka OBOR 25 mereka diperingatkan untuk menuruti ajaran-ajaran Paulus dan hidup tidak bermalas-malasan (3:6-13). Paulus menegaskan bahwa kepercayaan kepada Yesus Kristus akan kedatangan kedua kali bukanlah menjadi alasan untuk mereka berhenti bekerja.
Gereja kini harus berdiri teguh dan mempertahankan tradisi-tradisi yang mereka terima dari Paulus melalui ucapannya maupun tulisan-tulisan suratnya. Doa dipanjatkan agar terlepas dari orang-orang jahat. Akhirnya, Paulus menyampaikan keyakinannya bahwa Allah akan memperkuat dan memelihara iman jemaat dan berpegang teguh kepada pengajaran rasul. Jemaat akan bertahan ke masa depan bila tetap setia kepada amanat rasuli. Kemudian ia telah mendengar bahwa beberapa anggota jemaat hidup tidak tertib dan malas. Bagi anggota jemaat yang rajin, agar tidak mengikuti mereka yang memiliki gaya hidup malas. Akan tetapi, Paulus mengingatkan jemaat untuk tetap memiliki semangat persaudaraan dalam Kristus.
Sobat obor, tradisi Kristen tentang kerja merupakan kelanjutan dari tradisi Yahudi. Yohanes Calvin, Pembaru Gereja menekankan bahwa tiap jenis pekerjaan merupakan penetapan dan panggilan dari Allah. Dalam bukunya, Institutio Pengajaran Agama Kristen, ia menulis: “Tuhan menetapkan tugas-tugas bagi setiap orang menurut jalan hidupnya masing-masing. Setiap jalan hidup dinamakan-Nya “panggilan”. Tidak ada pekerjaan apa pun betapapun kecil dan hinanya, semua pekerjaan berharga di mata Tuhan. Doktrin Calvin ini menegaskan bahwa apapun pekerjaan seseorang, pekerjaan itu adalah panggilan dari Tuhan. Itu berarti kita terpanggil untuk bertanggung jawab, bersungguh-sungguh, jujur, setia, berdedikasi dan berintegritas. Dengan demikian, Calvin menolak anggapan bahwa panggilan Tuhan hanya berlaku bagi pekerjaan rohani. Segala jenis pekerjaan, sejauh mendatangkan kebaikan faedah bagi keberlangsungan hidup merupakan panggilan dari Tuhan. Karena itu, Pendeta Andar Ismail dalam buku seri Selamat Berkarya menuliskan bahwa bukan hanya masuk sekolah teologi dan menjadi pendeta yang memerlukan panggilan Tuhan, melainkan juga masuk sekolah teknik, kedokteran, sosial, ekonomi selagi mendatangkan kebaikan. Kepelbagaian panggilan bukanlah soal tinggi atau rendahnya, tetapi soal saling membutuhkan dan saling melengkapi. Jadi, tanpa kecuali setiap orang mendapat panggilan Tuhan. Lakukanlah kebaikan di setiap pekerjaan dengan menjalankan nilai-nilai budaya kerja yakni integritas, profesionalitas, inovasi, tanggung jawab dan keteladanan. Kita yang bekerja, semoga pekerjaan kita menjadi karya yang indah, baik di hadapan Tuhan dan karya yang berguna bagi sesama manusia. Kita yang masih di jenjang pendidikan, tetaplah semangat untuk meraih citacita. Kerjakan apa yang kita doakan dan doakan apa yang kita kerjakan. Selamat bekerja dan belajar. Lakukanlah kebaikan. Amin (NAH)