SOBAT obor, siapapun kita sebagai orang muda pasti mengharapkan hidup kita diberkati Tuhan. Menjadi perenungan bagi kita sekarang sebagai orang muda Kristen bagaimana kita mengimani berkat Tuhan itu berlaku dalam kehidupan kita masing-masing. Sebab tidak dapat dipungkiri bahwa berbicara berkat Tuhan maka selalu dikaitkan dengan suatu pencapaian yang membuat kita berhasil ataupun mampu memperoleh sesuatu. Banyak orang muda kemudian beranggapan kalau kita sudah mapan dalam pekerjaan dengan posisi yang penghasilannya mampu memfasilitasi diri dengan barang-barang bermerek, itu dianggap kita telah diberkati Tuhan. Demikian juga kalau kita sebagai orang muda bisa berhasil masuk ke salah satu sekolah atau universitas unggulan berarti itu mengindikasikan kita telah diberkati Tuhan. Belum lagi saat orang muda percaya kalau memiliki pasangan dalam masa muda berarti ia diberkati. Dari berbagai situasi di atas maka pasti muncul pertanyaan bagaimana dengan mereka yang bekerja tapi belum memiliki posisi tertentu? Atau juga belum lulus untuk masuk di sekolah atau universitas unggulan? Belum lagi kalau belum punya pacar, apakah berarti kita tidak diberkati?
Sobat obor, berkat Tuhan tidak bisa kita hanya mengatakan bahwa kalau berhasil dan tidak pernah gagal berarti diberkati. Sebab berbicara berkat Tuhan itu berarti bukan hanya berbicara tentang berkatsebagaimana yang dibahasakan tadi, tapi juga bagaimana perlindungan Tuhan dalam setiap kehidupan yang kita jalani. Kalau berbicara tentang kehidupan yang kita jalani berarti semua yang dialami oleh kita, baik itu keberhasilan dan kegagalan atau juga sukacita dan dukacita yang teralami. Dengan demikian kita tahu bahwa berkat Tuhan juga adalah bagaimana kita melewati setiap proses Tuhan untuk mendapatkan berkat-Nya dalam segala keadaan, sehingga membuat kita terus berproses dengan benar dalam iman untuk mendaptakan berkatNya.
Sobat obor, hari ini kita diingatkan bagaimana sebagai orang muda untuk percaya bahwa kita diberkati Tuhan. Akan tetapi itu bukan berarti kemudian kita lupa akan siapa yang menyediakan berkat itu. Sebab banyak orang saat ini sangat ingin diberkati Tuhan, tapi sayangnya mereka tidak mau melewati setiap proses dari Tuhan untuk menikmati berkat-Nya. Belajar dari Yehuda bagaimana mereka menikmati berkat Tuhan lewat proses sadar akan keberadaan diri yang berdosa dan kemudian bertobat maka kemudian Tuhan menghadirkan berkat-Nya secara luar biasa sampai berkelimpahan. Amin. (ARMI)