Amos 3:8
(8) Singa telah mengaum, siapakah yang tidak takut? Tuhan Allah telah berfirman, siapakah yang tidak bernubuat?”
DALAM jaman yang semakin individualistis dan moralitas dipandang sebagai urusan personal, kata “teguran” sudah mengandung makna yang negatif. Orang yang menilai tindakan orang lain dianggap terlalu melanggar privasi orang. Teguran hampir selalu diidentikkan dengan suka menghakimi, berpikiran sempit atau arogan. Tak jarang juga kita menerima teguran dari sesama kita baik dari orang tua, sanak saudara, teman maupun guru. Pukulan dengan maksud baik akan membangun sedangkan pujian yang palsu akan menjatuhkan. Teguran yang diberikan mungkin membuat kita merasa tak nyaman. Akan tetapi, orang lain tak akan memberikan teguran jika tindakan kita itu benar. Teguran diberikan ketika ada perkataan maupun sikap kita yang tidak sesuai. Namun bentuk-bentuk kritik yang bertujuan mencari-cari kesalahan atau karena ingin membalaskan sakit hati maupun dengan maksud menjatuhkan, mempermalukan dan mencelakakan orang lain tidak termasuk sebagai yang dimaksud dalam teguran ini. Tuhan sendiri pun mengingatkan kita bahwa teguran adalah salah satu bentuk kasih. Justru ketika dalam kesalahan dan kejatuhan kita tidak ditegur atau menegur itu tanda bahwa kita tidak peduli dan dipedulikan.
Sobat obor, singa telah mengaum, Tuhan Allah telah berfirman. Itu tandanya harus siap untuk menyampaikan pesan-Nya. Memang pada masa perjanjian lama, Allah memakai para Nabi untuk menyampaikan isi hati-Nya, untuk menegur, mendidik, dan menyampaikan hukuman yang akan diterima bangsa Israel karena tidak setia. Bukan hal yang mudah untuk melakukannya. Ketika menegur yang salah, kita takut dikucilkan. Ketika menyatakan sesuatu yang benar, kita takut diblock, dijahui, atau dianggap sok suci. Kaum muda adalah masa kini dan masa depan gereja, kita adalah pendukung besar persekutuan umat Kristen, dan kita adalah suara kenabian yang kuat saat ini. Jadilah alat ditangan Tuhan. Amin (BFP)