Ada kalimat yang mengatakan bahwa manusia adalah makhluk sosial, dengan kata lain manusia bukan hanya sekedar hidup secara individu, melainkan ia juga membutuhkan manusia lain untuk terus hidup dalam memenuhi suatu kebutuhan, artinya manusia saling membutuhkan antara satu dengan yang lain. Sama kaitanya dengan falsafah orang Minahasa SI TOU TIMOU TUMOU TOU memiliki makna; manusia hidup untuk memanusiakan manusia lain. Secara sederhana falsafah ini mengartikan bahwa, seseorang baru bisa disebut manusia jika ia sudah membantu manusia lainnya. Tidak terlepas dengan kehidupan sebagai orang percaya Firman Tuhan dalam Markus. 12:34 mengatakan bahwa, Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri, mengungkapkan suatu perintah dan ajakan kepada setiap orang percaya untuk peka, dan peduli terhadap sesama.
Orang lumpuh disembuhkan dalam Markus 2:1-12 menjadi suatu pembahasan menarik yang mengkisahkan tentang perjalanan pelayanan Yesus di kapernaum, suatu daerah yang terletak di pantai utara danau Galilea atau biasa disebut sebagai kota nelayan. Dalam pelayanan Yesus, bercerita tentang bagaimana Ia menyembuhkan orang sakit, membuat banyak mukjizat, mengusir roh-roh jahat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah sehinga pada saat itu banyak orang yang tertarik dan berbondong-bondong untuk datang menghampiri Yesus. Ada yang sekedar hanya untuk melihat ada pula yang ingin meminta pertolongan dari Yesus ketika Ia berada disalah satu rumah di Kapernaum. Seperti seorang lumpuh yang dibawah kepada Yesus oleh ke empat orang rekannya untuk disembuhkan. Meskipun harus berhadapan dengan banyak orang pada saat itu dan mengalami hambatan, akan tetapi usaha mereka untuk bertemu dengan Yesus tidaklah sia-sia dan membuahkan hasil ketika mereka berusaha untuk naik ke atas dan membuka atap dari rumah itu untuk memasukan tilam, tempat di mana orang lumpuh itu terbaring. Walaupun proses yang dihadapi memiliki tantangan adapun juga beban yang harus diangkat dan melewati banyak kerumunan. Sehingga dari kesetian dan kerjasama yang baik maka mendatangkan dampak yang luar biasa bagi mereka. Dan dari tindakan yang nyata, orang lumpuh itu memperoleh kesembuhan dan bukan itu saja melainkan Yesus berkata “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni”, mengartikan juga bahwa dosa mengakibatkan suatu kelumpuhan, yang dalam hal ini kelumpuhan secara hubungan baik kepada manusia dan kepada Tuhan. Sedangkan pengampunan itu berarti dipulihkan dari keadaan sakit yang disebabkan oleh karena dosa. Suatu pertanda bahwa Iman menghentarkan pada kesembuhan baik secara jasmani maupun rohani. Selanjutnya pelayanan yang Yesus lakukan ternyata menjadi suatu kritikan dari beberapa orang ahli Taurat yang menyinggung pelayanan yang dilakukan oleh Yesus, mereka menganggap bahwa Yesus tidak memiliki kuasa untuk mengampuni dosa dan itu sama saja Ia menghujat Allah, karena mereka tidak mengereti ketika Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai Anak Manusia. Tentunya Yesus merespon dengan mengetahui isi hati mereka, lalu Ia “berkata”; berkata disini dalam bahasa Yunani Lego yang artinya adalah menegaskan. Menegaskan terhadap status dan peran-Nya sebagai Anak Allah yang dijanjikan sehingga Ia mampu untuk menyatakan kuasa penyembuhan dan pengampunan terhadap manusia yang sakit oleh karena dosa, (Daniel 7:13-14). Sehingga bagian terakhir pada ayatnya yang ke- 12 respon dari orang lumpuh itu ialah memuliakan Allah sebagai tindakan bahwa ia bersyukur oleh karena anugerah yang ia terima.
Iman memerlukan tindakan sebagai bukti pengakuan Iman kepada Tuhan. Sebab apalah artinya sebagai orang percaya apabila tidak menghasilkan dampak bagi orang lain. Berkaca dari ke empat orang rekanya yang menghentarkan orang lumpuh itu untuk bertemu dengan Yesus yang walaupun diperhadapkan dengan kesulitan dan tantangan akan tetapi mereka membuktikan bahwa satu tindakan yang nyata dapat menyelamatkan dan memberi dampak kepada sesama. Tindakan berdasarkan Iman yang muncul dari niat, usaha dan kerjasama itu diperlukan dalam kehidupan. Tentunya tidak terlepas dengan tanggungjawab sebagai orang percaya ditengah-tengah keberadaan dalam kehidupan keluarga, jemaat, dan masyarakat. Kepedulian kepada mereka yang memerlukan pertolongan serta peka kepada mereka yang berada dalam situasi sulit merupakan bentuk dari perhatian kita sebagai orang percaya. Dalam konteks bergerejapun salah satu tindakan nyata adalah mendukung akan setiap program pelayanan yang ada, sebab hal itu memerlukan kerjasama tim dan peran aktif dari angota jemaat dalam menopang pelayanan tersebut. Memang tidak dapat dipungkiri tantangan dan kesulitan akan dihadapi tetapi itu dilihat sebagai tilam orang lumpuh yang harus diangkat bersama-sama sebagai wujud kesetiaan dan rasa cinta kepada gereja ini. Kehidupan berjemaat di dalamnya hubungan antar sesama yang merupakan wujud dari Iman adalah ketika kita mampu untuk menjadi duta penyembuhan yang holistik yang terpancar dari tindakan, perkataan dan tutur kata kita secara menyeluruh dan berkelanjutan, sebagai respon terhadap Firman Tuhan yang adalah bentuk dari Iman itu sendiri.
Menjadi orang percaya sebagai duta penyembuhan yang holistik menghentarkan kita pada pengakuan bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah Tuhan yang berkuasa, sehingga Ia mampu untuk menyatakan kesembuhan bagi mereka yang sementara bergumul dan bagi mereka yang membutuhkan pertolongan karena keadaan dalam kehidupan sekarang ini yang begitu kompleks menghadapi banyak dinamika yang terjadi. Sehingga dengan Iman kita menerima anugerah yang dijanjikan Tuhan kepada kita. Sebagai tanda bahwa Tuhan mengasihi akan anak-anak-Nya. oleh karena itu Firman Tuhan mengajak kita supaya menjadi orang percaya yang terus menjadi duta penyembuhan bagi sesama dan menyatakan kebaikan dimanapun kita berada sebagai tindakan bahwa kita bersyukur dan memuliakan Tuhan, agar supaya setiap telinga mendengar dan lidah mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan. Amin