DODOKUGMIM. Syalom,………….. Damai di hati
Sdr-sdr yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Ada sebuah puisi dalam sastra perjuangan Indonesia berjudul “Aku” karya Chairil Anwar yang ditulis tahun 1943, di akhir puisinya ia berucap “aku ingin hidup seribu tahun lagi”. Hal ini menunjukkan keinginan hidup dari sang pujangga untuk waktu yang panjang, sekalipun pada kenyataaannya, pada tahun 1949 ia meninggal dalam usia yang relatif muda, 26 tahun. Puisi ini juga menjadi gambaran hidup banyak orang di dunia ini yang mengingini hidup, bahkan hidup yang langgeng. Demi hidup itu, manusia berjuang untuk mendapatkannya, mengorbankan segala sesuatu untuk mendapatkan hidup. Dalam kitab Perjanjian Lama Mazmur 34 : 12, sang pemazmur bertanya “Siapakah orang yang menyukai hidup, yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik?” Pertanyaan tentang hidup dan bagaimana mendapatkan hidup rupanya selalu ada dalam sejarah hidup manusia. Hari ini pun, dalam renungan GMIM di minggu II, bulan Februari 2021 dari kitab 1 Yohanes 1:1-10, kita diperhadapkan dengan pertanyaan tentang hidup.
Dalam Alkitab Perjanjian Baru terjemahan asli berbahasa Yunani, kata ‘hidup’ diterjemahkan dari dua istilah yang mengandung makna yang berbeda. Pertama dari kata βίος / “Bios” yang berarti hidup yang fana, bersifat duniawi. Kedua dari kata ζωή / “Zoe” yang berarti hidup yang kekal, bersifat sorgawi. Surat 1 Yohanes khususnya pada pasal 1:2, Firman Tuhan melalui sang rasul hendak menyaksikan dan mendorong umat gereja Tuhan untuk memiliki “Zoe”, yaitu hidup yang kekal. Hidup kekal di sini bukan berarti “immortal” hidup yang tidak pernah mati. Dalam 1 Yohanes 1:2 menulisnya dari kata Yunani ζωὴν τὴν αἰώνιον/zōēn tēn aiōnion, dalam NIV (alkitab berbahasa Inggris) menerjemahkan dengan “the eternal life”, artinya bahwa kehidupan yang terus berlangsung. Hidup kekal di sini bukan tidak pernah mati, tapi meski ada kematian, kematian bukanlah akhir dari kehidupan ini, melainkan jalan untuk melanjutkan hidup dalam pembaharuan sorgawi. Hidup kekal di sini juga bukan nanti sesudah kematian, tapi telah dimulai sejak hidup sekarang di dunia ini, tetap berlangsung meski ada dalam kematian fisik dan terus berlanjut hingga kebangkitan kembali.
Bagaimana untuk beroleh hidup kekal ? Sebagaimana disaksikan di ayat yang ke 3, bahwa hidup kekal itu ada dalam persekutuan dengan Kristus. Kita dapat membandingkannya juga dengan kitab Roma 6:4-11 dan lebih khusus pada ayat 5 “Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.”Jadi bagaimana kita beroleh hidup kekal? Kita harus dipersekutukan dengan Kristus.
Bagaimana hidup yang dipersekutukan dengan Kristus ? Dalam 1 Yohanes 1:5-7, hidup dalam terang dan bukan dalam kegelapan. Apa maksudnya hidup dalam terang? Dalam Alkitab Perjanjian Baru teks asli berbahsa Yunani di tulis: τῷ φωτὶ περιπατῶμεν / tō phōti peripatōmen, “phōti” kata dasarnya “phos” yang artinya terang merupakan simbol Kristus. Hal ini sebagaimana disaksikan Injil Yohanes 8:12 Kata Yesus: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.” Kata “Akulah terang dunia” diterjemahkan dari teks Yunani: Ἐγώ εἰμι τὸ φῶς / Egō eimi to phōs. Kata “phos” atau “terang” jelas menunjuk pada Yesus Kristus. Selanjutnya “Hidup dalam terang” atau dalam teks Yunani: tō phōti peripatōmen, artinya berjalan mengikuti terang. Maksudnya adalah kita hidup di dunia sekarang ini mengikuti Sang Terang Dunia, yaitu Yesus Kristus.
Hal itu berarti hidup menurut kehendaknya Kristus dan mengikuti cara pandangnya Kristus, baik dalam bersikap maupun dalam bertindak. Ketika dalam hidup ini, kita diperhadapkan dengan masalah, persoalan dan pergumulan hidup, maka orang yang hidupnya dipersekutukan dengan Kristus, akan memilih jalan yang dikehendaki Kristus. Bukan sekedar memilih jalan yang mudah, yang murah, yang menguntungkan, yang menyenangkan, tetapi jalan yang menyelamatkan yaitu berjalan dalam terang Kristus. Sekalipun jalan itu mungkin sulit, mungkin mahal, mungkin rugi, mungkin susah, tetapi kalau itu sesuai dengan kehendak Kristus, maka itulah yang akan ditempuh. Pilihannya bukan soal untung atau rugi, tetapi soal mana yang dikehendaki Kristus. Itulah yang dimaksud hidup kekal, hidup dalam terang, hidup yang dipersekutukan dengan Kristus.