Ketika kita mulai melangkah di tahun 2025 kita di perhadapkan dengan banyak harapan dan banyak kebutuhan. Tentunnya untuk bisa meraih semuanya itu kita harus menyusun strategi dan ketika merancang suatu strategi, sering kali kita diperhadapkan dengan banyak pilihan. Maka tidak mengherankan lagi kalau kebanyakan orang berkata “Hidup adalah pilihan”. Memilih memang bukan hal mudah. Perlu perencanaan dan perkiraan yang cukup matang untuk menentukan pilihan. Kebanyakan orang akan melakukan hal tersebut untuk mencapai kepuasan. Selain itu, proses mempertimbangkan juga akan memperkecil rasa kecewa dan galau kalau-kalau nantinya kita salah pilih.
Terkait dengan pilihan, pembacaan Firman Tuhan saat ini akan sangat membantu kita untuk menentukan pilihan.
Menjelang akhir hidupnya, Musa mengumpulkan seluruh umat Israel, lalu menyampaikan pesan-pesan terakhir kepada mereka. Musa mengingatkan kepada mereka bahwa hidup taat kepada Tuhan akan sangat membantu mereka menentukan pilihan hidup mereka.
Dalam ayat 11, ia berkata bahwa ketaatan itu bisa mereka tunjukkan. Kata perintah, menunjuk kepada semua hukum dan ajaran yang diberikan Musa kepada orang Israel. Tidaklah terlalu sukar bagimu: Artinya, hukum dan ajaran yang diberikan Musa itu tidak terlalu susah untuk ditaati. Dan tidak pula terlalu jauh: Artinya, hukum dan ajaran itu tidak susah dimengerti.
Dalam ayat ke 12 dan 13 Tidak di langit tempatnya, juga tidak di seberang laut tempatnya, Artinya, hukum dan ajaran itu tidak berada di luar jangkauan, perintah-perintah itu tidaklah jauh melainkan dekat dengan mereka.
Selanjutnya di dalam ayat ke 14 Musa mengatakan Tetapi firman ini sangat dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu, untuk dilakukan. artinya orang Israel sudah hafal perintah-perintah itu, sudah biasa membicarakannya, sudah mengetahuinya sudah mengerti. Sehingga mereka dapat menjalankannya, mereka tinggal melakukannya saja.
Musa menegaskan bahwa pilihan yang mereka jalani akan berakhir pada dua kemungkinan: hidup yang beruntung serta diperkenankan Tuhan, atau hidup yang celaka dan berakhir binasa (ayat 15).
Musa menegaskan bahwa ketika mereka mendengarkan firman Tuhan, memperhatikan serta menjalankannya dengan penuh ketaatan, berarti mereka sedang memilih kehidupan. Maka di mana pun mereka berada, Tuhan akan memberkati mereka serta keturunannya (ay. 16).
Namun, jika mereka mengabaikan atau menolak firman Tuhan, maka mereka telah memilih kebinasaan (ay 17 &18). Musa menyatakan bahwa langit dan bumi adalah saksi atas pilihan yang akan diambil orang Israel. kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Musa memberikan mereka 2 pilihan antara kehidupan dan kematian, Berkat dan kutuk dapat juga di terjemahkan : hal-hal yang baik dari TUHAN atau hukuman-Nya.
Melalui Musa, Tuhan mengingatkan agar umat-Nya membuat pilihan yang benar, yakni menjalani hidup sesuai firman-Nya. Peringatan dari Tuhan ini bukan hanya untuk umat Israel saat itu, tetapi juga untuk kita bahkan anak cucu kita nanti. Dia tidak ingin kita celaka, apalagi binasa. Dia memberitahukan konsekuensi dari setiap pilihan kita. Firman-Nya tidak dimaksudkan untuk mengekang atau menindas kita, melainkan berfungsi sebagai pagar pelindung dari bahaya. Sebagai penuntun agar kita tidak terjerumus ke jurang dosa dan maut.
Tuhan menginginkan agar kita hidup bahagia selamanya bersama Dia, sehingga Dia menyediakan jalan keselamatan melalui karya Kristus di kayu salib. Saudara saudara, mari memilih kehidupan, dengan terus berjalan menaati firman-Nya. Hidup dalam kehendak Tuhan bukan berarti kita pasrah dan “mengalir” tak tentu arah. Hidup dalam kehendak Tuhan berarti kita memilih dan memutuskan untuk mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya (ay. 20). Satu kutipan dari Petrus Kwik “Adalah aneh jika kita diberi kuasa untuk memilih, tapi malah bersikap seperti robot yang seolah tidak punya pilihan.” Maka berani lah untuk menentukan pilihan bersama Tuhan. Maka rancangan-Nya yang penuh dengan damai Sejahtera akan di nyatakan kepada kita semua. Amin