Filipi 4:10
‘Aku sangat bersukacita dalam Tuhan, bahwa akhirnya pikiranmu dan perasaanmu bertumbuh kembali untuk aku. Memang selalu ada perhatianmu, tetapi tidak ada kesempatan bagimu. ‘
Bersukacita Dalam Tuhan
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Di era modern sekarang ini banyak orang membangun hidup secara individualistik, hanya fokus pada kehidupan pribadi, karir dan bagaimana memenangkan kehidupan. Persaingan tidak sehat, saling sikut dan menjatuhkan terus terjadi sehingga orang tidak lagi dapat bersyukur dan bersukacita. Dilain pihak dalam keluarga, jemaat dan masyarakat saling perhatian, peduli dan kasih mulai tergerus. Sehingga membuat sukacita hilang, hidup menjadi beban dan kehilangan pengharapan. Padahal bersukacita merupakan ciri khas orang percaya yang harus dinyatakan dalam segala hal. Sukacita adalah ekspresi iman, wujud suka hati, girang hati, dan kegirangan.
Firman Tuhan saat ini, berisikan ungkapan terima kasih dari Paulus kepada jemaat Filipi yang telah memberi perhatian padanya.
Ia mengatakan; “Aku sangat bersukacita dalam Tuhan,..” Sukacitanya diletakkan pada Allah, bukan pada materi yang diterimanya. Sebab Paulus telah menunjukkan imannya, dimana ia bersukacita ketika berada di penjara dengan semua persoalan dan keterbatasannya (1:12-18). Dia bersukacita pada saat harus membayar harga dalam pelayanan (2:17-18). Dia bersukacita ketika menerima bantuan (4:10). Semua ini menunjukkan bahwa sukacita tidak ditentukan oleh keadaan, melainkan kedaulatan dan kebaikan Tuhan. Sukacita terutama bukan masalah perasaan, tetapi pemahaman karena iman. Itulah yang menyebabkan Paulus bersukacita bukan karena pemberian jemaat tapi ungkapan iman mereka yang dinyatakan dalam tindakan. Perhatian jemaat padanya dalam pelayanan dan pemberitaan Injil “…bahwa akhirnya pikiranmu dan perasaanmu bertumbuh kembali untuk aku…” Paulus sangat menyadari bahwa apa yang dilakukan jemaat Filipi padanya merupakan intervensi tangan Allah di balik kemauan dan kemampuan jemaat Filipi dalam menyokong pekerjaan Injil. Ia bersukacita atas perhatian yang tumbuh dari jemaat atasnya, walaupun Paulus menyadari sering momennya yang kadang belum dapat dipastikan. Memang selalu ada perhatianmu, tetapi tidak ada kesempatan bagimu. Paulus tahu ada begitu banyak halangan yang selalu terjadi di jemaat sehingga perhatian belum terwujud. Namun hal ini tidak membuat Paulus sedih, kecewa, atau marah. Yang terpenting adalah perhatian. Pemberian hanyalah masalah kesempatan. Yang terpenting ada niat dan motivasi dari jemaat padanya. Maka ia sangat bersukacita atas iman jemaat yang terus tumbuh dan dibuktikan melalui perhatian mereka padanya dan juga pemberian mereka dalam menopang pelayanan.
Keluarga Kristen yang diberkati Tuhan Yesus.
Firman Tuhan saat ini mengajarkan kepada kita untuk selalu menyatakan sukacita kepada Tuhan atas semua yang kita peroleh dan apa yang diberikan oleh sesama. Sebagaimana sukacita Paulus ditujukan kepada Tuhan bukan kepada manusia, kitapun demikian sebagai orang percaya. Bersukacita dalam Tuhan harus menjadi gaya hidup keluarga kristen dalam situasi apapun. Maka saling memberi perhatian dalam keluarga, merupakan hal terpenting yang harus dilakukan setiap saat dalam segala situasi. Sukacita itu sangat penting dalam kehidupan orang percaya. Pertama, bagi kerohanian adalah komitmen yang mendorong untuk menunjukkan kasih kepada sesama. Kedua, bagi kehidupan berjemaat dan bermasyarakat dimana sukacita memberi dampak positif. Saling menopang, memberi (membantu), kerja sama dan saling mendoakan. Ketiga, sukacita berdampak bagi kesehatan. Menghilangkan perasaan stress dalam pikiran, memampukan mengelola pergumulan dan bagi orang yang lemah akan lebih cepat sembuh dan kuat. Amin.
Doa : Ya Tuhan mampukanlah kami untuk menyatakan sukacita dalam situasi apapun. Arahkan kami agar sukacita yang dinikmati hanya dipersembahkan untuk kemuliaan Tuhan bukan bagi manusia. Amin.