Matius 1:6
Isai memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria,
MEMBERDAYAKAN BUKAN MEMPERDAYA
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Jabatan yang tinggi dalam satu lembaga pemerintahan ataupun swasta, apalagi di bidang militer atau kepolisian, sangat diinginkan oleh manusia. Karena itu seseorang akan berusaha secara maksimal untuk mendapatkannya. Walaupun ada yang tidak mengharapkannya, tapi tiba-tiba jalan kehidupannya diubahkan oleh Tuhan Allah dan mendapatkan jabatan itu. Demikian pula halnya dengan yang dialami oleh Daud sebagai raja atas bangsa Israel. Ia dipilih Tuhan Allah secara luar biasa, karena ayahnya, Isai, tidak memasukan dia sebagai salah satu kandidat ketika nabi Samuel hendak mengurapi salah satu anaknya untuk menjadi raja Israel pilihan Tuhan Allah (Lih. 1 Sam.16:1-13). Walaupun Daud yang dipilih, tetapi bukan berarti Daud tanpa kekurangan dan kelemahan.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Pembacaan hari ini memperlihatkan sebuah catatan kelam dalam kehidupan Daud di tengah-tengah prestasinya yang sangat mentereng. Bagaikan ungkapan sebuah peribahasa bahwa ‘nila setitik merusak susu sebelanga”. Hal ini disampaikan secara lugas oleh penulis kitab Matius, bahwa Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria. Hal ini untuk menunjukan bahwa ada kesalahan fatal yang diperbuat olehnya yakni mengambil isteri Uria dengan cara yang licik (Lih. 2 Sam.11:15). Daud menyalagunakan jabatan politisnya dengan mengorbankan Uria untuk mendapatkan Batsyeba. Ini merupakan penyimpangan etik-moral, seorang raja pilihan Tuhan Allah. Apalagi dilihat dari sudut pandang kerohanian, maka apa yang dilakukannya adalah jahat dan inisangat berdosa di mata Tuhan Allah. (2 Sam.11:27b) Walaupun pada akhirnya Daud bertobat, melalui peringatan dari nabi Natan, tetapi hukuman Tuhan Allah harus dinyatakan padanya, yakni dengan kematian anak yang sulung dari Daud dengan Batsyeba, serta anak Daud yang lainnya, yaitu Amnon dan Absalom melakukan apa yang jahat dimata Tuhan.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Melalui firman Tuhan ini, kita diajarkan untuk tetap setia pada panggilan iman. Secara khusus dalam mempersiapkan iman menyambut natal Yesus Kristus dan pesta demokrasi. Jabatan yang disandang jangan dijadikan alat untuk membanggakan diri atau bertindak sewenang-wenang terhadap orang lain, apalagi kepada mereka yang tidak berdaya. Posisi dan jabatan politik dalam masyarakat harus dijadikan sebagai alat untuk memberdayakan orang lain, bukan membuat orang lain menjadi terpedaya. Sehingga kehadiran kita menjadi berkat bagi siapapun yang berinteraksi dengan kita, yang pada akhirnya perayaan natal nanti, sukacita dan damai natal, bukan hanya kita yang mengalaminya, tapi juga bersama dengan orang lain. Amin.
Doa: Ya Bapa Sorgawi, buatlah keluarga kami menjadi alat keselamatan yang dari pada-Mu. Dan mampukan kami menjadi manusia-manusia baru yang diperlengkapi dengan roh kudus, agar kami mampu memberdayakan orang lain. Amin.