Hidup dalam Hikmat dan Kasih
Kolose 4:5-6
Sebagai manusia, kita tidak akan pernah luput dari berbagai persoalan dan kesulitan. Siapa yang suka akan kesulitan? Kalau dapat semua orang hanya ingin memperoleh kebahagiaan. Tapi apakah mungkin? Bahkan ketika kita memutuskan untuk menjadi murid Kristus, tantangan dan kesulitan tidak serta merta akan hi-lang. Hal ini dikemukakan karena ada yang beranggapan bahwa menjadi pengikut Kristus menjadikan segala persoalan lenyap.
Keputusan untuk memilih menjadi pengikut Kristus, menjadikan persekutuan jemaat di Kolose justeru diperhadapkan de-ngan berbagai tantangan, baik yang datang dari dalam, maupun dari luar persekutuan itu, terutama dari kalangan Gnostik. Menghadapi berbagai tantangan ini, Paulus mengajarkan mereka untuk hidup berhikmat. Cara ini menjadi bagian dari strategi pemberitaan yang berhasil. Berhikmat menjadi bagian dari hidup yang menjadi saksi Kristus. Paulus berdoa agar jemaat di Kolose menerima segala hikmat untuk mengetahui kehendak Tuhan secara sempurna (Kolose 1:9). Selanjutnya Paulus ingatkan agar setiap perkataan mereka adalah kata-kata yang penuh kasih. Perkataan yang penuh kasih adalah bagian dari hidup yang berhikmat, yang pada akhirnya menjadikan kesaksian orang Kristen, tidak hanya menarik bagi sesama Kristen, tetapi juga bagi kalangan non Kristen.
Adalah tanggung jawab kita sebagai keluarga Kristen untuk menyaksikan tentang Kristus bagi dunia. Karena itu biarlah kesaksian kita akan nyata dari kehidupan yang dituntun oleh hikmat Allah, yang menjadikan setiap perkataan kita penuh kasih kepada semua orang. Amin.
Doa: Ya Tuhan, karuniakanlah kepada kami hikmat agar dapat memahami kehendak Tuhan dengan sempurna. Biarlah setiap perkataan kami, adalah kata-kata yang penuh kasih, dengan demikian boleh menjadi saksi–Mu bagi semua orang. Amin.