Lukas 16:24–25
(24) Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini.
(25) Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.
Kesakitan Dalam Nyala Api
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Setiap orang ingin bahagia, baik itu bahagia semasa hidup di dunia ini dan ketika sudah meninggal. Firman hari ini menyaksikan bagaimana orang kaya yang semasa hidupnya begitu menyenangkan, bahagia, tidak pernah merasa susah, kelaparan dan kehausan tetapi setelah mati sangat menderita. Ia begitu menderita, ia sangat kehausan, mulutnya kering, ia tidak membutuhkan banyak air, setetes air saja sudah cukup baginya. Dalam penderitaannya orang kaya ini berkata: “Bapa Abraham, kasihanilah aku”. Gambaran penderitaan yang dialami oleh orang kaya ini luar biasa, tetapi bapa Abraham berkata: “Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu…” Sebaliknya apa yang dialami oleh orang miskin yang bernama Lazarus? Bapa Abraham mengatakan bahwa Lazarus semasa hidupnya sangat menderita, ia meminta-minta sesuap nasi bahkan harus berjuang untuk makan dan minum, namun setelah ia mati mendapat hiburan. Bentuk penghiburan yang diterima oleh Lazarus itu, ialah duduk dipangkuan Bapa Abraham, ia menikmati segala yang baik, kesusahan, penderitaannya diganti dengan kebahagiaan yang kekal.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Dua suasana yang berbeda ini dipakai sebagai suatu pembelajaran bahwa kehidupan yang Tuhan Allah anugerahkan hendaknya dipergunakan dengan sebaik-baiknya, karena akan datang waktunya orang yang hidup akan mati dan mempertanggungjawabkan segala perbuatannya kepada Hakim yang Adil. Bila ia setia dan melakukan kehendak Bapa, maka ia akan berada bersama Bapa dalam kerajaan Sorga. Sebaliknya bila tidak mau mendengar-Nya dan melakukan kehendak-Nya, maka suasana yang penuh penderitaan, siksaan api neraka akan ia rasakan.
Dalam keluarga Kristen ada tanggung jawab dari orangtua untuk terus mengajarkan nilai-nilai iman kekristenan kepada anak-anak. Di satu sisi orangtua juga harus terus hidup mengandalkan dan menaruh harapan kepada-Nya. Hidup setia kepada Tuhan, jangan menyimpang ke kanan atau ke kiri supaya tiba di tempat yang dituju yakni bertemu dengan Tuhan Allah. Ingatlah bahwa ketika Tuhan Allah memberi berkat dalam hidup ini jangan egois dengan mempergunakan hanya untuk diri sendiri, keluarga atau berfoya-foya, tapi pergunakan itu untuk berdiakonia dalam segala bentuk bagi orang yang hidupnya tidak beruntung. Ingatlah juga untuk senantiasa mengucap syukur atas segala berkat-Nya. Berilah persembahan yang terbaik di antaranya persepuluhan dan persembahan syukur lainnya. Maka yakin dan percaya pintu-pintu berkat akan dibukakan dan Ia akan memberkati kehidupan kita, kini dan selama-lamanya. Amin.
Doa: Ya Tuhan Allah, tolonglah kami terus menghargai segala berkat yang Engkau berikan dan mempergunakannya secara bertanggung jawab. Kami berdoa, di dalam nama Yesus Kristus, Amin.