DODOKUGMIM. Syaloom,
Selamat merayakan hari pentakosta bagi kita sekalian Tuhan kiranya memberkati kita.
Hari minggu ini, kita merayakan hari Pentakosta, yaitu hari yang kelima puluh setelah kebangkitan Tuhan Yesus. Kata Pentakosta berasal dari bahasa Yunani Pentekoste, yang secara harafiah berarti kelimapuluh dan itu juga adalah hari dimana terjadinya pencurahan Roh Kudus kepada murid-murid (para rasul) di Yerusalem. Dalam tradisi Pernjanjian Lama, pada mulanya Pentakosta merupakan pesta panen yang dirayakan oleh umat Israel setelah mereka menetap di Kanaan pasca pembebasan dari Mesir. Dan itu artinya hari raya pentakosta ini, telah dikenal oleh orang Yahudi yang memaknainya dengan perayaan pesta panen dimana roti-roti yang pertama dibuat dari hasil utama gandum yang baru dipanen dan dipersembahkan kepada Tuhan sebagai korban. Dan ketika mempersembahkan korban tersebut, maka semua orang harus berkumpul untuk menikmati berkat-Nya dan tidak diperkenankan untuk melakukan pekerjaan atau aktifitas apapun. Semua orang datang berkumpul, menyatu, mengucap syukur dan menghayati kasih karunia Tuhan yang terus memelihara hidup mereka. Pesta panen ini diadakan selama 7 minggu, mereka sering menyebut perayaan ini sebagai “Hari Raya Tujuh Minggu” dan pada hari yang kelima puluh, mereka mempersembahkan korban sajian sebagai ungkapan syukur dan persembahan kepada Tuhan (Im 23:4-24).
Setelah Yesus bangkit dari kematian dan sebelum Dia terangkat ke surga, Yesus berkata kepada murid-muridnya untuk tidak meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ untuk menantikan janji Bapa yaitu Roh Kudus (Kis 1:4). Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat dan turunlah Roh Kudus memenuhi mereka, menerima janji Bapa yang telah Yesus katakan sebelumnya. Bagi Gereja yang telah mengalami pembaruan perjanjian dalam diri Yesus, Pentakosta merupakan peringatan atas turunnya Roh Kudus kepada para murid, sebagaimana dikisahkan dalam bacaan kita saat ini. Dalam perayaan itu semua orang berkumpul di Yerusalem, termasuk murid-murid Yesus, mereka bertekun dalam doa dan menantikan janji Bapa yang telah disampaikan Tuhan Yesus kepada mereka, bahwa mereka akan menerima kuasa kalau Roh Kudus turun atas mereka dan mereka akan menjadi saksi di Yesrusalem dan seluruh Yudea sampai ke ujung bumi (Kis 1:8).
Diceritakan dalam bacaan ini bahwa, di perayaan Pentakosta itu terjadilah hal-hal yang luar biasa. Kehadiran Roh Kudus saat itu, ditandai dengan memperdengarkan bunyi seperti tiupan angin keras (ayat 2), yang mana ini juga merupakan lambang dari suatu keberadaan yang tidak kelihatan tapi dapat dirasakan. Hal ini sejajar dengan “pneuma” (Yunani) berarti angin, yang sering dikaitkan sebagai perwujudan Roh Allah. Dan juga kehadiran Roh Kudus saat itu, nampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada setiap orang. Api sering digambarkan sebagai lambang kehadiran Allah dan juga penyucian atau penghakiman. Makanya penampakan lidah-lidah seperti nyala api ini dapat diartikan juga sebagai kehadiran Allah yang Kudus untuk berkomunikasi dengan umat-Nya dan menuntun mereka. Kesaksian ini hendak menunjukan bahwa ungkapan “lidah seperti nyala api” ini mau menggambarkan sebuah karya melalui kuasa yang luar biasa itu hendak mendorong/menggerakan bahkan memberi kesanggupan kepada para murid/rasul untuk dapat berkata-kata, berbicara, berbahasa dan bersaksi tentang Yesus Kristus yang telah bangkit itu. Jadi, Roh Kudus merupakan anugerah yang menyentuh masing-masing pribadi, orang per orang, sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing. Makanya kepada masing-masing orang, Roh Kudus yang satu dan sama memberikan karunia yang berbeda-beda, namun dimaksudkan untuk kepentingan bersama (bdk. 1Kor 12:1-11).
Kehadiran Roh Kudus saat itu, sesungguhnya telah mengubahkan keberadaan dari para murid Yesus. Dimana mereka diberikan kemampuan untuk boleh berkata-kata menggunakan bahasa-bahasa lain. Mereka diberi kesanggupan oleh Roh Kudus untuk bersaksi menggunakan bahasa lain yang dapat dimengerti oleh semua orang yang ada saat itu. Bahkan bahasa yang mereka pakai saat itu bisa dipahami oleh berbagai suku bangsa: seperti orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea, (ada 12 suku), dll. Orang-orang yang berkumpul waktu itu tercengang-cengang karena mendengar para rasul itu mendadak bisa berbicara dalam bahasa mereka, sekalupun para rasul adalah orang-orang Galilea. Roh Kudus menjadikan orang-orang percaya itu menjadi saksi bagi bangsa-bangsa lain, sebagai penegasan bahwa semua bangsa kelak akan menerima Kristus.
Roh Kudus tidak hanya mengubahkan para rasul, tetapi juga orang-orang saleh dari segala bangsa yang mana sebelumnya saling terpisah satu sama lain tetapi dapat berkumpul menjadi satu, dan juga dapat saling memahami satu dengan yang lain. Artinya Roh Kudus yang telah berkarya dihari Pentakosta itu terhadap para rasul, mampu mempersatukan banyak orang dari berbagai suku bangsa. Dan penyatuan itu tidak semata menjadikan mereka itu sama secara personal, tapi dalam kebersamaan mereka mampu berkata dan mendengar Kristus yang adalah satu-satunya jalan keselamatan. Sehingga dengan apa yang mereka saksikan tentang kuasa Roh Kudus, mereka diberi kemampuan/diubahkan untuk bersaksi tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah dalam karya Roh Kudus. Artinya Roh Kudus yang mengubahkan orang-orang percaya untuk terus menyadari bahwa mereka terpanggil untuk terus bersaksi, memberitakan tentang perbuatan-perbuatan besar yang Allah lakukan. Jangan pernah berhenti karena mengingat masih banyak orang yang belum percaya akan karya Allah dalam Kuasa Roh Kudus bahkan ada yang sampai menghujat akan Roh Kudus karena tidak memahami tentang pencurahan Roh Kudus saat itu. Pentakosta merupakan peristiwa yang sangat menentukan bagi tersebarnya Injil. Roh Kudus yang dicurahkan kepada orang-orang percaya menjadikan mereka memiliki keberanian dan kekuatan dalam mengabarkan Injil sampai ke ujung dunia.
Kita semua tahu bahwa pemberian Roh Kudus adalah bagian dari penggenapan janji Allah untuk memperlengkapi segenap orang percaya dengan kuasa Ilahi. Menjadi bagian dalam kuasa Ilahi itu bukanlah hal yang mudah. Roh Kudus bekerja dalam diri orang percaya dalam berbagai bentuk dan pasti menurut kehendak Bapa dan bukan menurut ukuran dan kepantasan manusia. Pada hakekatnya karya Roh Kudus adalah untuk memperkatakan dan menyampaikan berita keselamatan dan Yesus Kristus yang telah bangkit mengalahkan maut, adalah pusat atau inti pemberitaan itu. Saudara, Henry Martyn seorang misionaris pernah berkata “Roh Kristus adalah roh misi, semakin dekat kita kepadaNya, harus semakin kuat misi kita”. Kita adalah gereja, kita ditugaskan untuk “menjadi saksi” dan menjadikan semua bangsa murid Tuhan. Kita dipanggil untuk menceritakan perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah, itulah misi kita. Peristiwa pentakosta telah membuktikan dan mendemonstrasikan kuasa Allah yang mengubahkan sehingga memampukan para murid untuk bersaksi, maka kuasa Roh kudus yang mengubahkan itu juga yang akan memampukan kita untuk menjadi saksi Kristus di tengah-tengah dunia ini.
Tentu saja, Roh Kudus tidak hanya mengajar dan mengingatkan kita akan sabda dan kehendak Tuhan, tetapi juga mengobarkan semangat kita dalam beriman, sehingga kita dapat bersaksi, bersekutu, dan melayani sebagaimana dialami oleh para Rasul/murid pasca peristiwa Pentakosta. Roh Kudus membantu kita untuk semakin beriman mendalam dan tangguh, untuk tidak takut menghadapi tantangan dan kesulitan hidup, untuk terus bersaksi dan mewartakan iman kita dalam perkataan maupun tindakan. Kuasa Roh Kudus yang mengubahkan, akan menempati tatanan hidup kita selaku orang percaya sehingga kita dimampukan untuk bisa menjadi pemersatu bagi yang berselisih paham, menjadi perekat bagi yang terpecah-belah, menjadi patokan dan ukuran dalam kebaikan, kebenaran dan kejujuran dan bahkan mampu untuk mengatakan itu dalam keadaan-keadaan yang sulit, tertekan dan penuh intervensi. Peranan Roh Kudus yang mengubahkan itu senantiasa menjadikan kehidupan orang percaya penuh keberanian dan jauh lebih tegar untuk memberitakan tentang Injil Kristus, yang walaupun seringkali hal itu berkonsekuensi pada penolakan, penganiayaan dan sebagainya. Pertanyaan bagi kita……, Sudahkah hidup kita diubahkan oleh Roh Kudus? Sudahkah kita menjadi saksi Kristus yang hidup bagi orang lain? Seseorang yang mempunyai roh Kudus adalah seseorang yang menjadi saksi bagi banyak orang. Karena jika Roh Kudus ada dalam diri kita, tidak bisa tidak, ia akan mendorong kita untuk menjadi saksi-saksi Kristus. Semakin seseorang dipenuhi oleh Roh Kudus, semakin kehidupannya menjadi saksi dan berkat bagi banyak orang. Hiduplah dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Kristus, dan biarkan Roh Kudus yang mengubahkan itu memampukan kita untuk menjadi alat kesaksianNya bagi dunia ini, untuk memberitakan tentang Injil kerajaan sorga sehingga semua orang dapat percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dan semua manusia dapat diselamatkan. Amin