
Ada berapa banyak pertanyaan ‘Mengapa seperti ini yang terjadi, seandainya ini yang terjadi’ yang sering kali terlintas dalam pikiran kita saat kita mempertanyakan peristiwa yang dialami baik diri kita sendiri, keluarga, gereja, keadaan sekitar, yang diluar harapan kita? Dan berapa banyak dari kita yang akhirnya hampir-hampir putus asa dan mungkin mulai menyalakan Tuhan untuk peristiwa yang tidak sesuai harapan itu terjadi?
Perikop yang baru saja kita baca mendorong kita untuk belajar menundukkan hati dan pikiran dalam kekaguman pada kebijaksanaan yang Tuhan miliki yang jauh lebih luas dari pikiran dan kebijaksanaan kita manusia. Yesaya mengagumi keterampilan petani dalam pekerjaannya. Bagaimana memilih tanah yang berbeda untuk benih tertentu, metode untuk menyimpan hasil panennya. Bagaimana metode perontokan yang digunakan oleh orang-orang Timur, beberapa biji-bijian yang masih lunak dirontokkan dengan tongkat di tangan seseorang, dan yang lainnya ditarik keluar dari kulitnya dengan cara yang lebih kasar, seperti dengan diinjak-injak oleh kaki lembu, ditekan dengan memutar roda gerobak di atasnya, atau dengan menyeretnya melalui mereka dengan alat perontok tajam yang memiliki gigi. Ini seni pertanian dengan kesempurnaan tertinggi; kebiasaan ini pun berasal dari Tuhan semesta alam.”
Tapi meskipun dalam teks tersebut hanya berbicara tentang seni pertanian, namun semua seni, ilmu pengetahuan, dan keterampilan manusia adalah karunia Allah. Prinsip yang sama berlaku untuk semua seni dan ilmu pengetahuan yang membuat pikiran manusia bisa mengenal rahasia-rahasia alam yang agung dan menakjubkan; kebiasaan ini pun berasal dari Tuhan semesta alam. Ingat cerita Bezaleel, putra Uri, bahwa Tuhan telah memenuhinya dengan rohNya, serta hikmat, pengertian, dan pengetahuan, dan dalam segala macam pekerjaan.
Betapa agungnya kebijaksanaan dan pikiran Tuhan. Dia tidak pernah bekerja tanpa rencana. Rencana ini luar biasa dalam diriNya sendiri, semuanya tidak ada yang kebetulan dan semuanya baik karena pribadi yang merancangkan itu adalah pribadi yang begitu mengasihi ciptaanNya termasuk saudara dan saya. RancanganNya sempurna untuk mencapai tujuan akhir yang telah ditentukanNya memuji kemuliaan-Nya.
Perhatikan kebijaksaanNya yang diperlihatkan lewat alam ciptaan. Betapa teliti, teratur, akurat, kreatif Dia menciptakan alam dengan segala isinya. Berapa banyak jenis hewan dan tumbuhan yang bisa kita lihat? Berapa luas bumi yang penuh dengan hasil tambang? Berapa banyak gunung yang ditempatkan dengan indah? Tubuh kita sendiri, dibentuk penuh dengan syaraf dan otot, bukankah itu juga bukti kebijaksanaan dari Tuhan kita?
Juga perhatikan kebijaksaanNya lewat pengalaman pribadi kita sendiri tentang pemeliharaan Tuhan. Betapa ajaibnya rancangan Tuhan dalam berurusan dengan kita. Kita telah merasakan banyak pencobaan, pergumulan, masalah; dan kita tidak mampu memahami alasan dari semuanya itu dengan kedangkalan pemikiran dan penilaian kita. Tapi tidakkah Dia terus memelihara kita? Itu karena setiap kebutuhan kita menghadapi semua telah dipersiapkan Tuhan secara tepat.
Termasuk kebijaksanaanNya menyelesaikan masalah dosa manusia. Manusia yang rusak dengan dosa tidak dapat mendekat, menikmati Tuhan bahkan memuliakanNya. RancanganNya yang ajaib dalam penebusan telah memberikan Anak-nya sendiri menjadi manusia untuk menebus dosa-dosa manusia. Sehingga saudara dan saya diselamatkan, dikuduskan, diangkat menjadi anak-anakNya; dan kita bisa memanggil Dia Bapa menikmati kebaikanNya dan berkat-berkatNya. Ini kebijksanaan Allah yang menakjubkan. Tujuan untuk kemuliaanNya dan untuk kebaikan kita.
Ini semua baru beberapa contoh kebijaksaan Tuhan Allah yang coba dikembangkan dari pemikiran yang Yesaya sampaikan dalam perikop ini, tapi ingat masih luas dan dalam kebijaksaanNya jauh melebihi kita manusia.
Karena begitu ajaib Keputusan dan begitu agung kebijaksanaan Tuhan, ini cukup untuk kita berkata, “Tuhan saya bersyukur untuk semua hal yang terjadi, tolong saya untuk tunduk padaMu, saya mempercayakan semua hasil akhir yang menurutMu terbaik bagiku, dan tolong saya berjalan melewati lembah kekelaman ini sampai saya menemukan cahaya.”
Kebijaksanaan Tuhan dengan tujuanNya itu cukup membuat kita berani mengalahkan segala ketakutan dan kekuatiran. Juga mendorong kita untuk meminta biarlah kebikjaksanaanNya diberikan kepada kita baik sebagai pemimpin Gereja, Masyarakat bahkan sebagai kepala dalam keluarga. Bahkan dalam segala pekerjaan yang sementara kita usahakan kembangkan. Karena Tuhanlah sumber dari segala kebijaksanaan. Biar Tuhan terus memperlengkapi kita semua. Amin