Dari arti nama Yesaya “Tuhan menyelamatkan” kita bisa melihat bahwa isi dari Kitab ini memberi penekanan pada karya selamat yang akan Tuhan kerjakan dalam kehidupan Bangsa Israel. Walau memang pada bagian – bagian awal berisi kabar buruk tentang datangnya penghukuman Allah. Tetapi yang namanya berita, tidak hanya bad news “berita buruk” yang membuat kecewa melainkan juga Tuhan datang dengan good news “berita baik: yang membawa sukacita. Berita bahwa Tuhan akan menghukum sebenarnya kedengarannya mengkhawatirkan, tetapi bisa dipahami sebagai tanda awas supaya tidak tergoda untuk jatuh dalam dosa supaya penghukuman tidak menjadi bagian kita. Berita yang kedengarannya buruk, tidak selamanya buruk, tergantung cara pandang dan cara menyikapi. Hamba Tuhan harus berani menyampaikan hal ini, jangan hanya membuai dengan kalimat – kalimat berkat, sehingga umat lupa untuk hidup taat. Hamba Tuhan juga harus memberi “warning” hati – hati dengan dosa, hati – hati dengan godaan yang bisa membuat kita jatuh, ingat! Penghukuman menanti.
Bagian ini tidak lagi berbicara soal dosa dan penghukuman, tetapi memberi “angin segar” saat umat sedang menanti datangnya seorang raja yang didambakan. Pasal 9 sebenarnya sudah memberi keterangan tentang Kelahiran Raja Damai yang disebut Penasihat ajaib, Allah yang perkasa, Bapa yang kekal, Raja Damai. Tetapi Pasal 11 lebih mempertegas lagi berita baik itu. Bahwa apa yang mereka harapkan, apa yang mereka damabakan, apa yang mereka impikan tidak lagi sebatas harapan, impian dan dambaan melainkan akan jadi kenyataan. Janji Tuhan bukan janji manusia, yang sekali berjanji, kadangkala diingkari, yang berjanji tetapi sulit ditepati. Janji Tuhan itu pasti, ya dan amin. Sehingga kita tidak perlu sangsi akan janjiNya ini.
Nubuat bukan ramalan tetapi pesan Tuhan yang sudah pasti akan digenapi. Apa isi nubuat di bagian ini?? ayat 1 “Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah”. Apa arti kalimat ini? Tunas atau tumbuhan muda akan keluar dari tunggul Isai, akan muncul generasi baru, orang baru dari keturunan Isai. Siapa Isai?? Ayah Raja Daud. Berarti tunas muda itu, orang itu akan datang dari keturunan Daud. Ada kata “taruk” yang memiliki arti bagian tumbuhan yang masih segar dan baru. Kehadiran sosok dari keturunan Daud itu akan menghasilkan buah, mendatangkan manfaat, memberi dampak yang luar biasa. Berarti bukan orang sembarangan.
Sosok yang didambakan ini juga digambarkan sebagai orang yang penuh hikmat. Ayat 2 – 3a “Roh Tuhan akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan Tuhan, ya kesenangannya ialah takut akan Tuhan”. Memang benar, tak bisa dikatakan sebagai orang biasa, karena kalimat – kalimat ini mengisyaratkan sosok yang luar biasa. Yang ada padanya adalah Roh Tuhan, dia berhikmat, penuh pengertian, berarti bukan orang bodoh, mampu menasihati dengan bijak, tetapi juga perkasa, tak mungkin ditaklukan dan dilemahkan dengan mudah, yang paling menarik kalimat “kesenangannya ialah takut akan Tuhan”. Dari semua kehebatan yang diuraikan, yang paling penting adalah takut akan Tuhan. Sehebat, sepintar, sebijak apapun seseorang tanpa takut akan Tuhan semuanya sia – sia.
Kehadirannya akan membawa sebuah perubahan baru yang menjawab kerinduan dan harapan orang – orang yang lemah. Perhatikan kalimat di ayat 3b – 5 “Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang. Tetapi ia akan menghakimi orang – orang lemah dengan keadilan dan akan menjatuhkan keputusan terhadap orang – orang yang tertindas di negeri dengan kejujuran, ia akan menghajar bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat dan dengan nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik. Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang yang terikat pada pinggang”. Kalimat – kalimat ini memuat harapan besar, bahwa raja yang akan datang itu akan bertindak dengan seadil – adilnya. Mungkin saja pemimpin waktu itu, tak dapat bersikap adil. Menjatuhkan hukuman tanpa proses yang teliti dan jelas, hanya berdasarkan keterangan satu atau dua orang, tanpa memeriksa, tanpa mencari keterangan yang lebih dalam, hanya memihak pada sekelompok orang. Mungkin saja ada orang – orang yang merasa tertindas, tersingkir, terbuang. Pemimpin hanya memberi perhatian pada pribadi dan keluarganya tanpa mengerti dan memahami ada orang yang harus diberi topangan dan perhatian.
Sosok yang akan datang ini, akan melenyapkan orang fasik, tidak akan dibiarkannya orang fasik beria – ria, tidak akan dibiarkannya orang hidup tidak benar, melainkan dia akan menghajar dengan tongkat, juga tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan apapun konsekwensinya. Menjadi perhatian bagi kita yang Tuhan percayakan tugas memimpin, untuk menerapkan keadilan yang merata dan menyeluruh, tidak pilih kasih. Jangan menghakimi, menghukum, mengklaim kesalahan orang lain, tanpa proesedur yang jelas. Jangan hanya berdasarkan keterangan orang yang sarat dengan kepentingan yang ujungnya malah menjatuhkan. Berilah perhatian pada orang tertindas dan jangan karena tindakan dan tutur kata kita, tanpa sadar kita malah “menindas” orang lain. Kebenaran dan keadilan dari Tuhan terus mendominasi pikiran kita, jangan mudah diubah, dipengaruhi oleh apapun. Jangan hanya dengan tawaran jabatan atau kenyamanan kita mengganti kebenaran dan keadilan itu dengan ketidakbenaran dan ketidakadilan.
Harapan akan kedamaian juga nampak di ayat 6 – 8 “Serigala akan tinggal bersama domba, dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama – sama dan anak kecil akan menggiringnya. Lembu dan beruang akan sama – sama makan rumput dan anaknya akan sama – sama berbaring, sedang singa akan makan jerami seperti lembu. Anak yang menyusu akan bermain – main dekat lian ulat tedung dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya sarang ular beludak”. Betapa indahnya sebuah keadaan dalam gambaran ayat – ayat ini. Serigala, macan tutul, anak singa, beruang, ular tedung, ular beludak adalah hewan – hewan pemangsa yang berbahaya. Tetapi bahaya itu akan lenyap ketika sang raja datang. Tinggal bersama, berbaring, makan rumput bersama, bermain, mengulurkan tangan adalah sebuah gambaran bahwa mereka tidak lagi saling memangsa, merugikan, mengancam, melenyapkan melainkan saling mengasihi. Menjadi pertanyaan bagi kita : sedangkan serigala bisa tinggal bersama domba, lembu dan beruang akan makan rumput bersama, ular beludak tidak menerkam tangan anak yang cerai susu.
Mengapa kita sulit berdampingan hidup dengan damai? Mengapa kita yang sesama manusia, sesama sepersekutuan jemaat, malah saling menerkam dan menjatuhkan??. Hewan – hewan pemangsa diubahkan oleh Tuhan menjadi hewan pembawa suasana yang aman. Bila hati kita masih dipenuhi kebencian, ada keinginan menjatuhkan orang lain, membuat orang lain kecewa, mintalah Tuhan mengubah hati kita menjadi hati yang penuh kasih dan damai.
Ayat – ayat terakhir memberi gambaran tentang situasi yang akan terjadi, bila sang raja ini datang. Ayat 9 – 10 “Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunungKu yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan Tuhan seperti air laut yang menutupi dasarnya. Maka pada waktu itu, taruk dari pangkal Isai akan berdiri sebagai panji – panji bagi bangsa – bangsa, dia akan dicari oleh suku – suku bangsa dan tempat kediamannya akan menjadi mulia”. Pemulihan yang luar biasa terjadi, tidak ada lagi orang yang berbuat jahat dan berlaku busuk, tidak ada lagi orang – orang yang hidup jauh dari Tuhan. GunungKu yang kudus menunjuk pada gunung tempat rumah Tuhan. Maksudnya Sion dianggap yang paling tinggi, sebab Bait Tuhan Allah Israel berada di sana. Artinya tidak ada yang berlaku tidak baik, berlaku busuk, berbuat dosa, di lingkungan persekutuan umat Tuhan, dimana Tuhan hadir. Taruk dari pangkal Isai, orang yang akan muncul dari keturunan Daud itu, akan berdiri, menjadi tanda kebanggaan dan kebesaran, dicari oleh semua suku bangsa dan dimana dia berdiam, kediamannya itu akan menjadi mulia. Nubuatan ini diakhiri dengan janji bahwa raja yang akan datang itu membawa kehidupan baru yang taat, setia, damai, penuh sukacita, mendatangkan kegembiraan dan raja itu akan menerima pujian dan hormat selama – lamanya.
Demikian gambaran Yesaya tentang kedatangan Sang Raja damai, yang secara langsung menunjuk pada kedatangan Tuhan Yesus yang kita Imani sebagai pembawa damai dan sukacita. Kiranya kedatanganNya, kehadiranNya tidak hanya membuat kita mengumandangkan “damai” dalam nyanyian dan kalimat liturgis melainkan damai itu merasuk ke dalam hati semua orang yang melafalkannya, mengubah hati yang keras, menyiraminya dengan kedamaian dan keteduhan supaya perayaan – perayaan di Minggu Adven ini tidak akan berlalu tanpa makna. Tuhan Yesus Memberkati Amin.